Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Militer Gabon, Tentara Batalkan Hasil Pemilu dan Akhiri Rezim Presiden

Kompas.com - 30/08/2023, 14:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LIBREVILLE, KOMPAS.com - Puluhan tentara Gabon pada Rabu (30/8/2023) tampil di televisi dan mengumumkan bahwa mereka mengakhiri rezim saat ini.

Tentara Gabon juga membatalkan pemilu yang menurut hasil resmi dimenangi oleh Presiden Ali Bongo Ondimba.

Saat pengumuman tersebut, jurnalis AFP mendengar suara tembakan di ibu kota Gabon yaitu Libreville.

Baca juga: Menlu Gabon Meninggal Kena Serangan Jantung Saat Akan Rapat Kabinet

“Kami memutuskan untuk mempertahankan perdamaian dengan mengakhiri rezim saat ini,” kata seorang tentara di stasiun tv Gabon 24. Ia berbicara atas nama Komite Transisi dan Pemulihan Institusi.

“Untuk itu, pemilihan umum 26 Agustus 2023 dan hasilnya dibatalkan,” imbuh dia.

“Semua institusi republik dibubarkan: pemerintah, Senat, Majelis Nasional, dan Mahkamah Konstitusi,” tambahnya, seraya mengumumkan penutupan negara sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Pengumuman tersebut juga disiarkan di stasiun tv publik Gabon 1.

Tak lama sebelumnya,  otoritas pemilu nasional mengumumkan bahwa Bongo--yang telah berkuasa 14 tahun--mengamankan masa jabatan ketiga dalam pemilu pada Sabtu (26/8/2023) dengan 64,27 persen suara.

Saingan utama Bongo yaitu Albert Ondo Ossa hanya meraih 30,77 persen suara.

Ondo Ossa kemudian menuduh kubu Bongo melakukan penipuan dan mengeklaim kemenangan menjelang penutupan pemilu.

Baca juga:

Pada Senin (28/8/2023), manajer kampanye Ondo Ossa yakni Mike Jocktane meminta Bongo menyerahkan kekuasaan tanpa pertumpahan darah, dan bersikeras penghitungan parsial akan membuat Ondo Ossa unggul, tetapi tidak membeberkan buktinya.

Undang-undang Gabon melarang hasil parsial dipublikasikan sebelum hasil akhir keluar, yang secara hukum hanya boleh dirilis oleh Pusat Pemilihan Umum Gabon.

Sebelum pemungutan suara ditutup pada Sabtu (26/8/2023), pemerintahan Bongo memberlakukan jam malam dan membatasi akses internet secara nasional untuk mencegah penyebaran berita palsu dan peluang kerusuhan.

Baca juga: Siapakah Pangeran Sayap Kanan yang Jadi Penentu Plot Kudeta Jerman?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com