Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Presiden Taiwan: Tak Ada Rencaha Ubah Nama Resmi Negara

Kompas.com - 15/08/2023, 14:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Bloomberg

TAIPEI, KOMPAS.com - Kandidat utama untuk menjadi presiden baru Taiwan, Wakil Presiden William Lai, mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Selasa (15/8/2023) bahwa dia tidak memiliki rencana untuk mengubah nama resmi pulau itu.

Meski begitu dia menegaskan bahwa Taiwan tidak tunduk pada China.

Beijing sendiri tidak menyukai Lai karena komentar-komentar sebelumnya yang mengatakan bahwa ia adalah seorang "pekerja praktis" untuk kemerdekaan Taiwan.

Baca juga: China Kritik Habis-habisan Wapres Taiwan yang Bertamu ke AS

China sendiri memandang pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai bagian dari wilayahnya.

Lai telah berulang kali mengatakan bahwa dia tidak berusaha untuk mengubah status quo, hanya menyatakan sebuah fakta bahwa Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya, dan bahwa hanya rakyat Taiwan yang bisa memutuskan masa depan mereka.

"Kita harus mematuhi kebenaran, yang saya maksud dengan pragmatisme, yaitu Taiwan sudah menjadi negara yang berdaulat dan merdeka yang disebut Republik China. Itu bukan bagian dari Republik Rakyat China," katanya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Bloomberg.

"China dan Taiwan tidak berada di bawah satu sama lain. Tidak perlu mendeklarasikan kemerdekaan. Taiwan tidak berada di bawah RRC," ujarnya.

Pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan komunis Mao Zedong, yang kemudian mendirikan Republik Rakyat China.

"Nama saat ini, menurut konstitusi kami, adalah Republik China," kata Lai, menurut transkrip yang diterbitkan oleh tim kampanyenya.

"Dan untuk menyatukan masyarakat Taiwan, Presiden Tsai telah menggunakan istilah Republik China (Taiwan) untuk menggambarkan negara kita. Saya akan terus melakukannya di masa depan," tambahnya.

Baca juga: Wapres Taiwan Sowan ke AS, China Intimidasi dengan Latihan Militer

"Tidak ada rencana untuk mengubah nama negara kita."

Taiwan sendiri akan melakukan pemilihan presiden baru pada bulan Januari.

Presiden Tsai Ing-wen tidak dapat mencalonkan diri lagi setelah menjalani dua masa jabatan.

Tsai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China, yang ditolak oleh Beijing, dan Lai mengatakan bahwa pintu dialog selalu terbuka selama ada kesetaraan dan martabat.

Baca juga: Mantan PM Jepang Terang-terangan Dukung Kemerdekaan Taiwan

"Kami tidak ingin menjadi musuh; kami bisa menjadi teman. Dan kami ingin melihat China menikmati demokrasi dan kebebasan, sama seperti kami," katanya. "Namun, sampai China meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan, kita harus memperkuat kapasitas militer kita."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Demi Palestina, Mahasiswa Internasional di AS Rela Pertaruhkan Status Imigrasi...

Global
Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Rangkuman Hari Ke-815 Serangan Rusia ke Ukraina: Polandia Bangun Benteng di Perbatasan | 9.907 Warga Kharkiv Dievakuasi 

Global
Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Saat Kopi dari Berbagai Daerah Indonesia Tarik Minat Pengunjung Pameran Kopi Akbar di Australia...

Global
Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Hilang 26 Tahun, Omar Ternyata Diculik Tetangga Hanya 200 Meter dari Rumah

Global
Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Saat 800.000 Warga Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza, Pergi ke Daerah-daerah yang Tak Tersedia Air...

Global
Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Kabinet Perang Israel Terpecah, Benny Gantz Ancam Mundur

Global
[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

[UNIK GLOBAL] Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos | Pilu Kera Tergemuk di Thailand

Global
SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

SD Ini Tak Terduga Terima 8 Pasang Siswa Kembar, Begini Reaksi Para Guru

Global
Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Ukraina Siap Kerahkan Napi untuk Perang Lawan Rusia

Global
Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Saat Anggota Parlemen Taiwan Adu Jotos di Tengah Rapat...

Global
Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Austria Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Kapal Tanker Minyak Dihantam Rudal di Lepas Pantai Yaman

Global
Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Pasukan Israel Bunuh Militan Senior Palestina di Tepi Barat

Global
Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Bantuan Terus Mengalir dari Dermaga AS, Sementara Gaza Masih Berperang

Global
Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-814 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Kharkiv | Drone Ukraina Tewaskan 2 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com