Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebanon Dikenai Travel Warning, PM Najib Mikati: Tak Perlu Khawatir

Kompas.com - 06/08/2023, 10:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

BEIRUT, KOMPAS.com - Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan pada hari Sabtu (5/8/2023) bahwa tidak ada alasan untuk khawatir atau panik tentang situasi keamanan negaranya.

Hal ini disampaikan setelah Jerman dan negara-negara Teluk mengeluarkan peringatan perjalanan baru atau travel warning setelah wabah kekerasan.

Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Jerman dan Inggris memperbarui peringatan perjalanan mereka di tengah bentrokan antara kelompok-kelompok bersenjata yang berseteru di kamp Palestina di Ain el-Hilweh di selatan Lebanon.

Baca juga: Arab Saudi Minta Warganya Segera Tinggalkan Lebanon

Dilansir dari Reuters, dalam sebuah pernyataan, Mikati mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan para kepala keamanannya dan menilai bahwa situasi tersebut tidak perlu dikhawatirkan atau ditakutkan.

Dia mengatakan telah terjadi kemajuan yang signifikan dalam menyelesaikan kekerasan di Ain el-Hilweh, di mana sedikitnya 13 orang telah terbunuh dalam pertempuran.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa menteri luar negeri Abdullah Bou Habib telah ditugaskan untuk meyakinkan negara-negara Arab bahwa warga negara mereka aman di Lebanon.

Kedutaan Besar Arab Saudi pada hari Jumat (4/8/2023) mendesak warganya untuk segera meninggalkan Lebanon dan menghindari daerah-daerah di mana telah terjadi bentrokan bersenjata.

Bahrain menyusul sehari kemudian dan meminta warganya untuk meninggalkan negara itu, menurut pernyataan kementerian luar negeri.

Pernyataan Saudi di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menekankan pentingnya mematuhi larangan bepergian ke Lebanon.

Kuwait dan Qatar pada hari Sabtu mendesak warga negara mereka di Lebanon untuk tetap waspada dan menghindari daerah-daerah yang mengalami gangguan keamanan, tetapi tidak meminta mereka untuk pergi.

Baca juga: Nasabah Serbu Bank Lebanon, Minta Uang Mereka Kembali

Pekan lalu, Jerman memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke kamp-kamp Palestina di Lebanon, di antara area-area lainnya. Inggris menyarankan agar tidak melakukan perjalanan kecuali yang sangat penting ke beberapa bagian di selatan Lebanon, termasuk di dekat Ain el-Hilweh.

Sekitar seperempat dari 80.000 penghuni kamp tersebut mengungsi akibat pertempuran yang terjadi pada 29 Juli lalu antara faksi utama Fatah dan kelompok Islam garis keras.

Baca juga: Perusahaan Lebanon Gugat Istri Najib Razak Rp 225 Miliar karena Hilangkan 43 Perhiasan

Ain el-Hilweh adalah yang terbesar dari 12 kamp Palestina di Lebanon, yang menampung hingga 250.000 pengungsi Palestina, menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com