Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Banyak Anak Muda di China Enggan Menikah dan Membangun Keluarga

Kompas.com - 05/08/2023, 23:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Yuchen Li/DW Indonesia

BEIJING, KOMPAS.com - Terlepas dari insentif pemerintah, angka pengangguran yang tinggi, dan tekanan keuangan, membuat kaum muda China segan untuk menikah dan membangun keluarga.

Bagi Jingyi Hou (29), seorang guru sekolah di provinsi Shanxi di utara China, pernikahan bukanlah prioritas.

Terlepas dari kegigihan orangtuanya dalam mengatur sekitar 20 kencan untuknya selama tiga tahun terakhir, Jingyi tetap melajang dan tidak merasakan urgensi untuk menemukan pasangan hidup.

Baca juga: Pengantin Wanita Meninggal saat Menikah, Kerabat Ganti dengan Adik Demi Pesta Tetap Lanjut

"Pernikahan adalah tentang kebebasan. Tidak semua orang perlu menikah secepat mungkin,” katanya kepada DW.

Jingyi tidak sendirian. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kementerian Urusan Sipil China pada Juni lalu, jumlah pencatatan pernikahan di seluruh negeri adalah yang terendah dalam 37 tahun, setelah delapan tahun mengalami penurunan.

Hanya 6,83 juta pasangan yang menikah di China tahun lalu.

Semakin banyak anak muda, terutama perempuan yang lahir pada 1990-an dan 2000-an, menjadi acuh tak acuh terhadap pernikahan pada usia muda.

Menurut buku tahunan sensus China terbaru, usia rata-rata pernikahan pertama di negara itu pada 2020 adalah 28,6 tahun, hampir empat tahun lebih tua dibanding 10 tahun sebelumnya.

Mengapa perempuan China kebanyakan menolak pernikahan?

Ye Liu, dosen senior di Lau China Institute di King's College London, mengatakan kepada DW bahwa ketidaksetaraan gender masih tertanam kuat di China.

Ini termasuk kuota gender yang diskriminatif dan penilaian bahwa calon pekerja perempuan kemungkinan hamil dan perlu cuti melahirkan.

Ini membuat banyak perempuan muda harus memilih antara karier mereka dan memulai sebuah keluarga.

"Ketika perempuan menghabiskan waktu lebih lama dalam pendidikan, secara alami mereka menunda usia memasuki pernikahan dan menjadi orangtua," kata Ye Liu.

Christa, yang berbicara kepada DW dengan syarat menggunakan nama samaran, mengatakan dia "tidak perlu menikah."

"Saya percaya bahwa menikah akan memengaruhi prestasi saya, terutama karier saya," tambah perempuan berusia 25 tahun itu, yang bekerja sebagai manajer proyek sebuah perusahaan manufaktur.

Baca juga: Ibu Ini Rutin Bawa Putranya ke Rumah Sakit Jiwa karena Tak Kunjung Menikah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com