Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Provinsi di China Akhiri Larangan Orang yang Belum Menikah Punya Anak

Kompas.com - 31/01/2023, 15:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah provinsi di China yang berpenduduk lebih dari 80 juta orang, Sichuan, akan mencabut larangan bagi orang yang belum menikah untuk memiliki anak.

Aturan batasan jumlah bayi sebagai bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan angka kelahiran negara tersebut juga dihapus.

Komisi kesehatan Sichuan mengumumkan pada hari Senin (30/1/2023) bahwa mereka akan mengizinkan semua orang untuk mendaftarkan kelahiran ke pemerintah provinsi mulai 15 Februari.

Baca juga: Provinsi Sichuan di China Kini Bolehkan Penduduk Belum Nikah Miliki Anak dan Beri Tunjangan

Ini juga akan menghapus batasan jumlah akta kelahiran untuk setiap orang tua.

Hingga saat ini, komisi hanya mengizinkan pasangan menikah yang ingin memiliki hingga dua anak untuk mendaftar ke pihak berwenang setempat.

Seperti dilansir dari Guardian, dalam pemberitahuan pemerintah, otoritas Sichuan mengatakan langkah-langkah itu dilakukan untuk mengalihkan fokus pendaftaran melahirkan anak ke keinginan melahirkan anak.

Langkah-langkah tersebut akan diterapkan selama lima tahun.

Kebijakan reproduksi nasional tidak secara eksplisit melarang perempuan yang belum menikah untuk memiliki anak, tetapi bukti pernikahan seringkali diperlukan bagi orang tua.

Bukti bisa dipakai untuk mengakses layanan gratis termasuk perawatan kesehatan sebelum melahirkan, gaji ibu selama cuti melahirkan, dan perlindungan pekerjaan.

Mereka yang ingin mendaftarkan kelahiran di luar nikah sering menghadapi denda berat untuk mendapatkan anak.

Baca juga: Politikus AS: Kemungkinan Washington Perang Lawan China Sangat Tinggi

Pemerintah China telah memperkenalkan daftar tindakan dan perubahan legislatif yang terus bertambah untuk mendorong lebih banyak orang untuk memiliki anak.

Pada tahun 2022, populasi negara itu turun untuk pertama kalinya dalam enam dekade.

Kekhawatiran pemerintah sebagian besar berpusat pada dampak populasi yang menua terhadap perekonomian, karena proporsi penduduk usia kerja menyusut dibandingkan dengan mereka yang didukung oleh kesejahteraan negara.

Sichuan menempati urutan ketujuh dalam hal proporsi populasi yang lebih tua dari 60 tahun, atau lebih dari 21 persen, menurut angka pemerintah. Provinsi tersebut termasuk di antara sejumlah negara yang telah mencoba berbagai insentif untuk meningkatkan kelahiran.

Baca juga: Populasi China Turun, Beberapa Generasi Muda Tak Tertarik Punya Anak

Pada Juli 2021, pemerintah memperkenalkan tunjangan bulanan kepada orang tua yang memiliki anak kedua atau ketiga hingga anak tersebut berusia tiga tahun.

Setelah beberapa dekade kebijakan satu anak yang menghukum, yang mencakup hukuman keuangan dan aborsi paksa dan baru berakhir pada tahun 2016, masyarakat China memiliki ketidakseimbangan gender yang besar karena preferensi untuk anak laki-laki.

Baca juga: China Klaim Kematian Harian Pasien Covid Turun 79 Persen

Kaum muda semakin menolak pernikahan dan melahirkan, dengan alasan tingginya biaya hidup, berkurangnya mobilitas sosial, meningkatnya tekanan karier dan ekspektasi sosial terhadap perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Guardian

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com