Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Rusia Dilaporkan Lakukan Banyak Kekerasan Seksual di Ukraina

Kompas.com - 02/08/2023, 21:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Sejumlah besar tahanan yang ditahan di pusat-pusat penahanan sementara di Ukraina selatan yang diduduki Rusia disiksa dan dilecehkan secara seksual.

Sebuah tim ahli internasional mengatakan pada hari Rabu (2/8/2023) dalam sebuah ringkasan temuan terbaru mereka.

Tim Keadilan Bergerak, yang dibentuk oleh firma hukum kemanusiaan internasional Global Rights Compliance, telah bekerja sama dengan jaksa penuntut kejahatan perang Ukraina di wilayah Kherson sejak wilayah itu direbut kembali pada bulan November setelah lebih dari delapan bulan berada di bawah kendali Rusia.

Baca juga: Serangan Drone Rusia Rusak Infrastruktur Pelabuhan Odessa di Ukraina

Dilansir dari Reuters, pihak berwenang Ukraina sedang meninjau lebih dari 97.000 laporan kejahatan perang dan telah mengajukan tuntutan terhadap 220 tersangka di pengadilan domestik.

Para pelaku tingkat tinggi dapat diadili di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, yang telah meminta penangkapan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kremlin secara konsisten membantah tuduhan kejahatan perang di Ukraina oleh pasukan yang mengambil bagian dalam operasi militer khusus yang dikatakannya diluncurkan untuk meniadakan Nazi negara tetangganya dan melindungi Rusia.

Laporan terbaru Tim Keadilan Bergerak, yang didanai oleh Inggris, Uni Eropa dan Amerika Serikat, menganalisis 320 kasus dan keterangan saksi di 35 lokasi di wilayah Kherson.

Dari laporan para korban yang ditinjau, 43 persen secara eksplisit menyebutkan praktik penyiksaan di pusat-pusat penahanan, mengutip kekerasan seksual sebagai taktik umum yang dipaksakan kepada mereka oleh para penjaga Rusia.

Pada bulan Juni, jaksa penuntut Ukraina mengajukan kasus pertama mereka atas dugaan deportasi puluhan anak yatim piatu dari Kherson, mendakwa seorang politisi Rusia dan dua orang yang diduga berkolaborasi dengan Ukraina atas kejahatan perang.

Mereka tidak memberikan komentar langsung terhadap temuan terbaru tentang penyiksaan.

Baca juga: Simbol Palu Arit Dicopoti, Ukraina Mulai Kampanye Dekomunisasi

Reuters melaporkan pada bulan Januari tentang skala dugaan penyiksaan di Kherson.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada saat itu bahwa sekitar 200 orang diduga telah ditahan secara ilegal.

Para penyintas mengatakan
tentang taktik penyiksaan, termasuk sengatan listrik dan pencekikan.

Pada saat itu, Kremlin dan kementerian pertahanan Rusia tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaan Reuters, termasuk tentang dugaan penyiksaan dan penahanan yang melanggar hukum.

Baca juga: Ukraina Jatuhkan Lebih dari 10 Drone Rusia di Kyiv

"Skala kejahatan perang Rusia yang sebenarnya masih belum diketahui," kata Anna Mykytenko, penasihat hukum senior di Global Rights Compliance, tentang temuan terbaru tentang penyiksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com