Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Aktivis Mahasiswa Myanmar Tewas dalam Penggerebekan Militer, Lidah Terpotong

Kompas.com - 28/07/2023, 19:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Sedikitnya tiga mahasiswa Myanmar tewas dalam sebuah penggerebekan militer di bagian barat laut negara itu pada Jumat (28/7/2023) pagi.

Junta militer Myanmar telah melancarkan kekerasan mematikan terhadap para penentangnya sejak mereka menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada Februari 2021.

Junta tengah menghadapi perlawanan dari milisi anti-kudeta "Pasukan Pertahanan Rakyat" dan tentara pemberontak etnis yang sudah lama berdiri.

Baca juga: Blinken Ajak ASEAN Tekan Junta Myanmar Hentikan Kekerasan dan Kembali ke Demokrasi

Federasi Serikat Mahasiswa Seluruh Burma mengatakan dalam sebuah unggahan di Facebook, bahwa tiga mahasiswa telah terbunuh dalam sebuah penggerebekan di sebuah kantor tempat para aktivis tinggal di kota Budalin, wilayah Sagaing pada Jumat.

Wilayah yang merupakan sarang perlawanan anti-junta tersebut telah mengalami pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir.

Serikat mahasiswa pada minggu lalu telah mengunggah foto-foto di media sosial yang menunjukkan para aktivis mahasiswa memprotes junta dengan spanduk dan bendera.

Seorang penduduk desa setempat yang menolak untuk disebutkan namanya karena takut akan pembalasan mengatakan, ketiga aktivis mahasiswa yang berusia antara 18-22 tahun itu telah meninggal akibat luka tusukan.

"Mereka ditikam dengan pisau di dada mereka. Mereka (pasukan militer) memotong lidah mereka," kata penduduk desa itu kepada AFP.

Penduduk itu menambahkan bahwa setidaknya lima rumah telah dibakar dalam insiden tersebut dan sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya ditangkap.

AFP telah meminta komentar dari tim informasi junta militer Myanmar, namun belum ada balasan.

Baca juga: Thailand Benarkan Jadi Tuan Rumah Bahas Junta Myanmar, Indonesia Pilih Tak Gabung

Menurut sebuah kelompok pemantau lokal, lebih dari 3.800 warga sipil telah terbunuh sejak penumpasan mematikan oleh junta militer Myanmar terhadap perbedaan pendapat.

Junta menyebutkan jumlah korban tewas sekitar 5.000 orang, termasuk para guru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com