Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Iran Desak Perancis Akhiri Kekerasan terhadap Pengunjuk Rasa...

Kompas.com - 02/07/2023, 21:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran pada Minggu (2/7/2023) menyerukan kepada Pemerintah Perancis untuk mengakhiri perlakuan kekerasan terhadap rakyatnya, menyusul gelombang kerusuhan yang dipicu oleh aksi polisi tembak seorang remaja.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani di Twitter juga mendesak warga Iran untuk menahan diri dari melakukan perjalanan yang tidak perlu ke Perancis.

Sementara itu, kepada warga Iran yang telah berada di Perancis, dia meminta untuk menghindari daerah konflik. Naser memperingatkan situasi yang tidak aman dan tidak dapat diprediksi.

Baca juga: Iran Tuding 20 Negara Hasut Protes Massal Setelah Kematian Mahsa Amini, Mana Saja?

Perancis telah diguncang oleh gelombang besar protes jalanan dengan kekerasan yang dipicu oleh penembakan fatal oleh polisi terhadap seorang remaja berusia 17 tahun asal Aljazair.

Remaja itu diidentifikasi sebagai Nahel M. Penembakan terjadi di Nanterre, pinggiran ibu kota Paris pada Selasa (27/6/2023).

Pemerintah Perancis telah mengerahkan puluhan ribu pasukan keamanan dan melakukan ratusan penangkapan saat perusuh menjarah toko dan membakar bangunan serta kendaraan di berbagai kota.

Tahun lalu Iran lakukan kekerasan terhadap pengunjuk rasa

Kanani mengatakan, Pemerintah Perancis diharapkan mengakhiri perlakuan kekerasan terhadap rakyatnya dengan menghormati prinsip-prinsip berdasarkan martabat manusia, kebebasan berbicara, dan hak warga negara untuk protes damai.

Kerusuhan Perancis sendiri telah menjadi berita utama di surat kabar di republik Islam itu.

Pesan dari Kanani ini nyatanya datang hanya berselang setahun setelah Iran diguncang unjuk rasa besar.

Baca juga: Makam Mahsa Amini di Iran Dirusak, Kaca Pelindung Batu Nisan Pecah

Pada tahun lalu, seperti diketahui, Iran dilanda protes nasional dan meluncurkan tindakan keras terhadap mereka yang terlibat dalam unjuk rasa yang oleh pihak berwenang disebut "kerusuhan".

Gelombang kerusuhan Iran dipicu oleh kematian Mahsa Amini (22) setelah ditangkap oleh polisi moral karena melanggar kode berpakaian ketat negara untuk para perempuan.

Iran menyalahkan kekuatan Barat karena memicu protes tersebut.

Bulan lalu, perwira intelijen senior Iran Mohammad Kazemi mengeklaim bahwa sekitar 20 negara termasuk Amerika Serikat dan Perancis terlibat dalam mengobarkan kerusuhan di negaranya.

Kanani pada Oktober mengecam dukungan Perancis untuk protes Iran dan kecamannya atas tindakan pasukan keamanan Iran terhadap para pengunjuk rasa.

Dia menyebut Perancis jelas telah melakukan kemunafikan dan campur tangan dalam urusan negara lain.

Baca juga: Pasca-protes Mahsa Amini, Wanita Iran Kian Berani Tak Pakai Jilbab Depan Umum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Global
Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Global
Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Global
[POPULER GLOBAL] 'Israel Akan Incar Turkiye' | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

[POPULER GLOBAL] "Israel Akan Incar Turkiye" | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

Global
5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com