Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Area Laut di Sekitar Bangkai Kapal Titanic Berbahaya

Kompas.com - 23/06/2023, 07:31 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Pada musim gugur 1911, sebuah bongkahan es raksasa patah dari gletser di sebelah barat daya kawasan salju Greenland.

Beberapa bulan kemudian, bongkahan es itu bergerak ke arah selatan dan perlahan meleleh terbawa arus dan angin.

Kemudian, pada malam yang dingin dan tak berbulan pada 14 April 1912, sebuah bongkahan es sepanjang 125 meter -yang tersisa dari patahan es sepanjang 500 meter di Greenland setahun sebelumnya– ditabrak kapal penumpang RMS Titanic pada pelayaran perdananya dari Southampton, Inggris, menuju New York, Amerika Serikat.

Baca juga: Ledakan Kapal Selam Wisata Titanic Kemungkinan Terjadi Tak Lama Setelah Hilang Kontak

Dalam rentang waktu tiga jam, kapal besar itu tenggelam dan merenggut nyawa 1.500 penumpang dan petugas.

Bangkai kapal itu kini berada 3,8 kilometer di bawah permukaan laut, berjarak sekitar 640 kilometer sebelah tenggara Pulau Newfoundland, Kanada.

Hingga hari ini, gunung es masih dianggap berbahaya bagi kapal-kapal. Pada 2019, sebanyak 1.515 gunung es mengapung dan bergerak ke arah selatan hingga memasuki jalur kapal transatlantik selama bulan Maret hingga Agustus.

Namun, tempat kediaman akhir Titanic juga memiliki unsur bahaya tersendiri. Artinya, sebuah tantangan besar untuk bisa mengunjungi lokasi salah satu bangkai kapal paling terkenal di dunia.

Dilatari insiden menghilangnya kapal selam wisata berisi lima penumpang berbayar yang ingin melihat sisa-sisa bangkai kapal Titanic, BBC melihat keadaan area dasar laut di sekitar situs bersejarah ini.

Baca juga: Tim Penyelamat: Kapal Selam Wisata Titanic Ditemukan Hancur, Semua Penumpang Tewas

Menjelajahi kedalaman laut

Kedalaman laut sangat gelap. Sinar matahari dapat dengan cepat terserap oleh air dan tidak mampu menembus lebih dalam dari 1.000 meter dari permukaan laut. Sampai pada titik ini, kawasan laut ini berada dalam keadaan gelap gulita.

Karena kegelapan itu, kapal Titanic berada dalam wilayah yang disebut sebagai “midnight zone" (zona tengah malam).

Ekspedisi-ekspedisi sebelumnya yang mengeksplorasi situs kapal itu telah menghabiskan waktu lebih dari dua jam dalam kegelapan total sebelum pasir dasar laut akhirnya tampak berkat sinar lampu kapal selam.

Karena penglihatan terbatas hanya beberapa meter, menavigasi wilayah itu menjadi tantangan karena bisa dengan mudah disorientasi di dasar laut dalam.

Peta-peta detail yang menunjukkan lokasi bangkai kapal Titanic, terbentuk dari pemindaian resolusi tinggi selama puluhan tahun, dapat membantu memberi petunjuk saat beberapa obyek mulai terlihat.

Alat sonar membantu para awak kapal untuk mendeteksi obyek-obyek yang tidak terjangkau lampu kecil kapal selam.

Baca juga: Turis Kapal Selam Titanic Ceritakan Pengalamannya: Rasanya Seperti Kamikaze

Pilot kapal selam juga mengandalkan teknik yang dikenal dengan navigasi inersia yang menggunakan sistem akselerometer dan giroskop untuk melacak posisi dan orientasi kapal berdasarkan titik awal dan kecepatan gerak.

Kapal selam wisata Titanic bernama Titan milik OceanGate menggunakan sistem navigasi inersia canggih yang dilengkapi sensor akustik.

Perangkat yang dikenal dengan Doppler Velocity Log ini dipakai untuk memperkirakan kedalaman dan kecepatan kendaraan itu terhadap dasar laut.

Walau begitu, penumpang yang pernah pergi ke situs kapal Titanic menggunakan kapal selam OceanGate telah menyebut betapa sulitnya bergerak di dasar laut.

Mike Reiss, penulis televisi komedi yang pernah bekerja untuk serial kartun The Simpsons, ikut bergabung dalam penjelajahan dengan OceanGate ke bangkai Titanic pada tahun lalu.

Ia mengatakan kepada BBC, “Ketika Anda sampai ke bawah, Anda tidak terlalu tahu Anda di mana. Kami seakan-akan berjalan-jalan buta di dasar laut itu dengan hanya mengetahui bahwa Titanic ada di sekitar situ. Tetapi dalam keadaan gelap gulita, barang terbesar yang ada di dasar laut letaknya sekitar 457,2 meter dan kami menghabiskan waktu 90 menit mencarinya”.

Baca juga: Turis Kapal Selam Titanic Ceritakan Pengalamannya: Rasanya Seperti Kamikaze

Kedalaman yang menekan

Semakin dalam sebuah benda menyelam ke bawah laut, semakin besar tekanan air di sekitarnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com