Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala dan Tantangan Mencari Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang

Kompas.com - 21/06/2023, 19:45 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

BOSTON, KOMPAS.com - Tim penyelamat berpacu dengan waktu dalam misi mencari kapal selam wisata yang mengangkut lima orang. Kapal selam ini hilang saat menyelam menuju titik bangkai kapal Titanic di Samudra Atlantik.

Namun, bagaimana tim penyelamat ini berupaya menemukan kapal selam yang hilang selama dua hari di dalam Samudra Atlantik, dan apa saja tantangan yang dihadapi saat mereka menemukannya?

Baca juga: Wujud Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang dan Tantangan Pencariannya

Di mana fokus pencariannya?

Awak kapal selam wisata Titan kehilangan kontak dengan kapal induknya di permukaan laut--Polar Prince--satu jam lebih 45 menit setelah menyelam ke dasar samudera melihat bangkai kapal Titanic pada Minggu (18/6/2023).

Pada Selasa (20/6/2023) pukul 18.00 waktu setempat, para ahli memperkirakan kapal selam ini hanya memiliki ketersediaan oksigen sekitar 40 jam.

Bangkai kapal Titanic berada sekitar 700 km dari selatan St John's, Newfoundland, meskipun misi penyelamatannya dioperasikan dari Boston, Massachusetts.

Berbagai lembaga dari Amerika Serikat dan Kanada, angkatan laut, serta kapal-kapal laut dari perusahaan komersial, ikut terlibat dalam operasi penyelamatan. Pesawat militer, kapal selam, dan pelampung sonar juga dikerahkan dalam misi pencarian ini.

Polar Prince pun bergabung dengan kapal pembentang kabel bawah laut Deep Energy, sementara kapal derek dan kapal suplai Atlantic Merlin sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi.

BBC INDONESIA Denah pencarian kapal selam wisata Titanic
Kapal penjaga pantai Kanada dijadwalkan tiba malam ini, dan juga kapal-kapal lain dari Angkatan Laut AS. Kapal-kapal swasta turut dalam pencarian.

Kapten Jamie Frederick, dari Penjaga Pantai AS mengatakan kru AS dan Kanada "bekerja sepanjang waktu" selama "upaya pencarian yang kompleks".

Profesor Alistair Greig, ahli kapal selam dari University College London, mengatakan satu dari persoalan besar yang dihadapi adalah tim penyelamat tidak tahu apakah harus mencari di dasar atau permukaan laut--"sangat kecil kemungkinan" kapal selam wisata itu ada di antaranya--dan memperingatkan pencarian di kedua lapisan ini memiliki tantangan tersendiri.

Baca juga: Berapa Harga Ekspedisi Bangkai Titanic dan Mengapa Banyak Miliarder Tertarik?

Pencarian di permukaan

Penjaga Pantai AS mengatakan, kapal riset Polar Prince--yang digunakan untuk mengangkut kapal selam ke lokasi kapal Titanic sekaligus kapal induk ekspedisi turis--telah melakukan pencarian di permukaan sejak Senin (19/6/2023) malam.

Pesawat Hercules C-130--dari AS dan satu dari Kanada--juga terlibat dalam pencarian di bagian permukaan laut, berusaha untuk mendeteksi kapal selam itu dari udara.

USCG mengatakan, pencarian sudah dilakukan pada radius 7.600 mil persegi pada pukul 18.00.

Frank Owen, mantan direktur proyek penyelamatan kapal selam Australia berkata kepada BBC, kapal selam itu mungkin bisa memberi sinyal pertolongan kepada tim penyelamat ketika sampai di permukaan.

"Akan ada pemancar radio transmiter, sinyal GPS," katanya. "Akan ada lampu sorot, dan reflektor radar untuk membantu tim penyelamat menemukan mereka."

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com