Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Angka Kematian Covid-19 Turun 95 Persen Mulai Awal 2023

Kompas.com - 27/04/2023, 10:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (26/4/2023) mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 turun 95 persen sejak awal tahun ini.

Namun, badan dari PBB tersebut juga memperingatkan bahwa Covid-19 akan tetap ada dan negara-negara harus belajar bagaimana mengelola efek non-darurat yang sedang berlangsung, termasuk kondisi pasca-Covid-19 atau Long Covid.

"Kami sangat senang dengan penurunan berkelanjutan dalam laporan kematian akibat Covid-19, yang telah turun 95 persen sejak awal tahun ini," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers.

Baca juga: Waspadai Arcturus, Subvarian Baru Covid-19

"Namun, beberapa negara mengalami peningkatan, dan selama empat minggu terakhir, 14.000 orang kehilangan nyawa karena penyakit ini," lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.

"Dan, seperti yang digambarkan oleh munculnya varian baru XBB.1.16, virus masih berubah, dan masih mampu menyebabkan gelombang baru penyakit dan kematian."

Pemimpin teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove mengemukakan, sub-turunan XBB sekarang dominan di seluruh dunia.

Sub-turunan ini masih bisa tumbuh dan lolos dari kekebalan, yang berarti orang dapat terinfeksi kembali meskipun sudah divaksinasi atau pernah terinfeksi sebelumnya.

Dia kemudian meminta ditingkatkannya pengawasan melalui pengujian, "Agar kita dapat memantau virus itu sendiri dan memahami apa arti setiap mutasi ini".

Baca juga:

Tedros juga menegaskan kembali bahwa WHO tetap berharap dapat menyatakan berakhirnya Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat.

Sementara itu Tedros mengatakan bahwa diperkirakan satu dari sepuluh infeksi mengakibatkan Long Covid, dan ratusan juta orang membutuhkan perawatan jangka panjang.

Ia pun menyebutkan bagaimana pandemi Covid-19 mengganggu program vaksinasi lainnya. Diperkirakan 67 juta anak melewatkan setidaknya satu dosis penting selama 2019-2021.

Tingkat vaksinasi kembali seperti pada 2008, katanya, menyebabkan meningkatnya wabah campak, difteri, polio, dan demam kuning.

Baca juga: 67 Juta Anak Terganggu Vaksin Rutinnya karena Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com