Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Yakin Bisa Menang, Tentara Sudan dan RSF Ogah Negosiasi

Kompas.com - 26/04/2023, 11:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

KHARTOUM, KOMPAS.com – Utusan PBB untuk Sudan Volker Perthes mengatakan, tidak ada tanda-tanda bahwa dua pihak yang bertempur di negara tersebut siap untuk merundingkan penghentian pertumpahan darah.

Sudan diliputi situasi yang mencekam akibat pertempuran antara angkatan bersenjata melawan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) untuk memperebutkan kekuasaan.

Kedua belah pihak sudah menyepakati gencatan senjata 72 jam mulai Selasa (25/4/2023). Namun, keduanya tetap jual-beli serangan di ibu kota negara, Khartoum, dan sejumlah lokasi lainnya.

Baca juga: PBB Kecam Serangan terhadap Warga Sipil di Sudan

Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) di New York City, AS, pada Selasa (25/4/2023), Perthes mengatakan bahwa kedua belah pihak sama-sama meyakini bahwa mereka dapat mengamankan kemenangan.

Dia berbicara melalui video call dari Port Sudan, sebagaimana dilansir Al Jazeera. Konflik berdarah antara angkatan bersenjata Sudan dengan RSF pecah sejak 15 April dan hingga kini telah menewaskan ratusan orang.

“Belum ada tanda tegas bahwa kedua belah pihak siap untuk bernegosiasi secara serius, yang menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas yang lain adalah mungkin,” kata Perthes.

“Ini salah perhitungan,” imbuh Perthes.

Baca juga: Apa Kepentingan Tentara Bayaran Rusia Grup Wagner di Sudan?

Mengomentari gencatan senjata antara angkatan bersenjata Sudan dan RSF, Perthes menyampaikan bahwa genjatan senjata diimplementasikan di beberapa wilayah.

Akan tetapi, di daerah-daerah penting, pertempuran tetap terjadi. Dan Khartoum tetap menjadi medan pertempuran sengit antara kedua belah pihak.

“Kami juga mendengar laporan lanjutan tentang pertempuran dan pergerakan pasukan,” kata Perthes.

Perthes menambahkan, baik angkatan bersenjata Sudan dan RSF sama-sama mengabaikan hukum dan norma perang.

Baca juga: AS: Gencatan Senjata 72 jam Disepakati di Sudan

“Kedua pihak yang bertikai telah bertempur dengan mengabaikan hukum dan norma perang, menyerang daerah padat penduduk, dengan sedikit perhatian terhadap warga sipil, rumah sakit, atau bahkan kendaraan untuk memindahkan yang terluka dan sakit,” ucap Perthes.

Perthes berujar, konflik berdarah antara angkatan bersenjata Sudan dengan RSF telah menciptakan bencana kemanusiaan di mana warga sipil-lah yang menanggung akibat paling berat.

Pertempuran antara angkatan bersenjata Sudan dengan RSF sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 459 orang, melukai lebih dari 4.000 orang.

Baca juga: Sekjen PBB Sebut Konflik di Sudan Terus Memburuk, Peringatkan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com