Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Kecam Serangan terhadap Warga Sipil di Sudan

Kompas.com - 26/04/2023, 09:13 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KHARTOUM, KOMPAS.com - Kepala misi PBB untuk Sudan, Volker Perthes, pada Selasa (25/4/2023) mengecam pengabaian terhadap hukum dan norma perang ketika warga sipil dan rumah sakit diserang.

"Kedua pihak yang bertikai telah berperang dengan mengabaikan hukum dan norma perang, menyerang daerah padat penduduk, dengan sedikit perhatian terhadap warga sipil, rumah sakit, atau bahkan kendaraan untuk memindahkan siapa saja yang terluka dan sakit," kata Volker Perthes.

Kesepakatan gencatan senjata 72 jam antara dua jenderal yang bertikai di Sudan, yang diumumkan Amerika Serikat pada Senin (24/4/2023), pun tidak sepenuhnya dipatuhi pada Selasa.

Baca juga: Apa Kepentingan Tentara Bayaran Rusia Grup Wagner di Sudan?

Sebab, kata Pertehes, sejumlah pertempuran masih terjadi di sekitar lokasi strategis di ibu kota, termasuk bandara internasional. Di beberapa lokasi, intensitas pertempuran bahkan meningkat.

"Belum ada tanda tegas bahwa keduanya siap untuk bernegosiasi secara serius, yang menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas yang lain adalah mungkin," ucapnya,dikutip dari Kantor berita AFP.

Perthes menjelaskan hal demikian ketika berada di Port Sudan yang menjadi tempat PBB dan sejumlah negara asing berupaya merelokasi beberapa warga mereka.

Dia memperingatkan, bahwa pertempuran di Sudan telah menciptakan bencana kemanusiaan dengan warga sipil yang menanggung bebannya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengulangi kekhawatirannya bahwa konflik di Sudan dapat menyebar ke negara lain di kawasan tersebut.

Baca juga:

"Sudan berbatasan dengan tujuh negara, semuanya terlibat dalam konflik atau melihat kerusuhan sipil yang serius selama dekade terakhir," katanya.

Guterres menegaskan, perebutan kekuasaan di Sudan tidak hanya mempertaruhkan masa depan negara itu.

"Ini juga menyalakan sekering yang dapat meledak melintasi perbatasan, menyebabkan penderitaan luar biasa selama bertahun-tahun, dan membuat pembangunan mundur beberapa dekade," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Serangan Rudal Rusia Tewaskan 3 Orang di Odessa Ukraina

Global
Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Galon Air Jadi Simbol Baru Demonstran Pro-Palestina di Kampus AS

Global
Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Pria Turkiye Tewas Ditembak Usai Tikam Polisi Israel di Yerusalem

Global
Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Intelijen India Dilaporkan Sempat Menyusup ke Australia, Diusir pada 2020

Global
Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Polisi AS Tangkapi Pedemo Pro-Palestina di Universitas Columbia

Global
Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Abu Vulkanik Erupsi Gunung Ruang Sampai ke Malaysia

Global
Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Saat Tentara Ukraina Kecanduan Judi Online, Terlilit Utang, dan Jual Drone Militer...

Global
Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Rangkuman Hari Ke-979 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Jatuhkan Rudal ATACMS | Norwegia Percepat Bantuan ke Ukraina

Global
China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

China Kirim 2 Panda Zhu Yu dan Jin Xi ke Kebun Binatang Madrid

Global
Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com