KHARTOUM, KOMPAS.com - Ketua tentara bayaran Grup Wagner, yang kini sedang bertempur bersama pasukan militer Rusia di Ukraina, membantah bahwa anggotanya terlibat dengan konflik di Sudan.
Yevgeny Prighozin, yang memiliki hubungan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan bahwa tak seorang pun dari prajurit Wagner perusahaan militer swasta (PMC) berada di Sudan dalam dua tahun terakhir.
BBC belum menemukan bukti terkait keterlibatan tentara bayaran Rusia dalam konflik yang sedang terjadi di Sudan saat ini.
Baca juga: Rusia Buat Kemajuan di Bakhmut, Grup Wagner Klaim Kuasai 80 Persen
Namun, terdapat bukti yang menunjukkan Grup Wagner pernah beraktivitas di Sudan sebelumnya.
Bahkan, kelompok Wagner pernah diberi sanksi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa akibat aktivitas mereka di sana.
Pada 2017, Presiden Sudan yang menjabat saat itu, Omar al-Bashir, menandatangani sejumlah kontrak kerja sama dengan pemerintah Rusia saat kunjungannya ke Moskwa.
Salah satu kesepakatan itu memberi izin kepada Rusia untuk mendirikan pangkalan angkatan laut di Port Sudan, di pesisir Laut Merah.
Selain itu, mereka juga memiliki perjanjian konsesi pertambangan emas antara perusahaan Rusia M Invest dan Kementerian Pertambangan Sudan.
Departemen Keuangan AS menuding bahwa M Invest dan grup anak perusahaan, Meroe Gold merupakan sebuah dalih untuk aktivitas kelompok Wagner di Sudan.
“Yevgeniy Prigozhin dan jaringannya mengeksploitasi sumber daya alam Sudan untuk keuntungan pribadi dan menyebarkan dampak negatif ke seluruh dunia," kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, pada 2020.
Baca juga: Grup Wagner Diduga Terlibat dalam Konflik Sudan, Ini Kiprahnya
Berdasarkan hasil investigasi yang dijalankan oleh media CNN, emas itu dikirim lintas negara menuju Republik Afrika Tengah, tempat kelompok Wagner diketahui beroperasi (ekspor tidak direkam dalam data resmi pemerintah Sudan).
Jumlah emas yang signifikan telah diselundupkan keluar lewat jaringan bandara militer, berdasarkan laporan Daily Telegraph yang terbit tahun lalu.
Wagner tidak hanya memiliki kaitan dengan Sudan, kelompok itu juga memiliki peran dalam mendongkrak kepentingan komersial dan militer Rusia di daerah-daerah lain di Afrika.
Sejak 2017, sumber dari Rusia dan sumber internasional lainnya telah mempublikasikan foto-foto yang memperlihatkan tentara bayaran Rusia di Sudan.
Mereka terlihat menjalankan berbagai aktivitas, termasuk memberi pelatihan pada prajurit Sudan atau diduga membantu aparat keamanan mengendalikan demonstrasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.