KHARTOUM, KOMPAS.com - Kepala misi PBB untuk Sudan, Volker Perthes, pada Selasa (25/4/2023) mengecam pengabaian terhadap hukum dan norma perang ketika warga sipil dan rumah sakit diserang.
"Kedua pihak yang bertikai telah berperang dengan mengabaikan hukum dan norma perang, menyerang daerah padat penduduk, dengan sedikit perhatian terhadap warga sipil, rumah sakit, atau bahkan kendaraan untuk memindahkan siapa saja yang terluka dan sakit," kata Volker Perthes.
Kesepakatan gencatan senjata 72 jam antara dua jenderal yang bertikai di Sudan, yang diumumkan Amerika Serikat pada Senin (24/4/2023), pun tidak sepenuhnya dipatuhi pada Selasa.
Baca juga: Apa Kepentingan Tentara Bayaran Rusia Grup Wagner di Sudan?
Sebab, kata Pertehes, sejumlah pertempuran masih terjadi di sekitar lokasi strategis di ibu kota, termasuk bandara internasional. Di beberapa lokasi, intensitas pertempuran bahkan meningkat.
"Belum ada tanda tegas bahwa keduanya siap untuk bernegosiasi secara serius, yang menunjukkan bahwa keduanya berpikir bahwa mengamankan kemenangan militer atas yang lain adalah mungkin," ucapnya,dikutip dari Kantor berita AFP.
Perthes menjelaskan hal demikian ketika berada di Port Sudan yang menjadi tempat PBB dan sejumlah negara asing berupaya merelokasi beberapa warga mereka.
Dia memperingatkan, bahwa pertempuran di Sudan telah menciptakan bencana kemanusiaan dengan warga sipil yang menanggung bebannya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengulangi kekhawatirannya bahwa konflik di Sudan dapat menyebar ke negara lain di kawasan tersebut.
Baca juga:
"Sudan berbatasan dengan tujuh negara, semuanya terlibat dalam konflik atau melihat kerusuhan sipil yang serius selama dekade terakhir," katanya.
Guterres menegaskan, perebutan kekuasaan di Sudan tidak hanya mempertaruhkan masa depan negara itu.
"Ini juga menyalakan sekering yang dapat meledak melintasi perbatasan, menyebabkan penderitaan luar biasa selama bertahun-tahun, dan membuat pembangunan mundur beberapa dekade," jelas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.