Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai 2035, Hanya Mobil Listrik yang Boleh Melintas di Uni Eropa

Kompas.com - 16/02/2023, 13:59 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Bernd Riegert/DW Indonesia

BRUSSELS, KOMPAS.com - Parlemen Uni Eropa telah mengesahkan, per tahun 2035 hanya mobil bebas emisi yang akan didaftarkan. Di tengah persaingan dengan otomotif listrik China, muncul kontroversi apakah keputusan ini pangkas pekerjaan di Eropa.

Mulai dari tahun 2035, mobil baru yang melintasi jalanan Eropa hanya mobil dan kendaraan komersial kecil yang netral iklim. Tak seorang pun di Parlemen Uni Eropa yang meragukan tujuan dari undang-undang tersebut, yang diputuskan hari Selasa (14/2/2023).

Meski begitu, jalan menuju netralitas iklim pada transportasi darat masih penuh kontroversi. Salah satunya adalah pandangan berbeda tentang konsekuensi undang-undang tersebut terhadap industri mobil di Eropa.

Baca juga: Mobil Listrik untuk Kendaraan Dinas Pejabat: Ajang Unjuk Gigi, Tidak Realistis, dan Terburu-buru

Mayoritas anggota parlemen--Sosial Demokrat, Hijau, dan Liberal--sepakat untuk mendukung penghapusan de facto pemakaian mesin berbahan bakar fosil.

Kendaraan listrik yang sumber energinya mengandalkan baterai atau hidrogen akan mendominasi pasar pada tahun 2035, ungkap anggota parlemen Liberal Jan Huitema, penggagas undang-undang tersebut.

Berlandaskan aturan ini berarti industri otomotif sudah harus melakukan restrukturisasi dan penyesuaian dengan kondisi baru, kata Huitema. Iklim akan terlindungi dan ketergantungan pada negara pemasok bahan bakar fosil akan berkurang.

Sebagian besar anggota Parlemen Uni Eropa menyetujui undang-undang tentang mobil netral iklim.AP/JEAN-FRANCOIS BADIAS via DW INDONESIA Sebagian besar anggota Parlemen Uni Eropa menyetujui undang-undang tentang mobil netral iklim.
Hanya kendaraan listrik melintas di Uni Eropa

Peralihan ke kendaraan listrik memiliki keuntungan lain bagi pengendara. "Kami berharap mobil netral iklim menjadi lebih murah. Dan kami harus menawarkan kendaraan dengan harga terjangkau. Biaya pengoperasian mobil listrik sudah lebih rendah daripada mobil bermesin BBM," kata Jan Huitema.

Banyak anggota parlemen dari Partai Konservatif, termasuk Jerman yang memiliki industri mobil yang besar, mengkritik bahwa undang-undang Eropa ini akan secara efektif melarang mesin berbahan bakar fosil.

Alternatif untuk mobil listrik, seperti mesin dengan bahan bakar sintesis, tetapi netral iklim semakin tidak mungkin diwujudkan.

Politisi seharusnya tidak memberitahu para insinyur cara terbaik untuk membuat mobil dan mengurangi emisi hingga nol, kata Jens Giesecke dari Partai Demokrat Kristen CDU.

Makna dari undang-undang tersebut berarti setelah tahun 2035, maka hanya kendaraan bermesin lama, tetapi yang sudah mendapat izin beroperasi, yang bisa jalan.

Padahal kendaraan baru tidak akan tersedia dalam jumlah yang cukup atau akan terlalu mahal. Jens Giesecke menyebutnya efek "Havana".

Di Kuba, sebagian besar mobil yang ada di jalanan adalah mobil "antik", karena AS telah melarang ekspor kendaraan ke negara komunis Kuba.

Fraksi Kristen-Demokrat menganjurkan untuk memberi kesempatan pada kendaraan dengan mesin pembakaran berbahan bakar sintetis, yang diproduksi dengan cara netral iklim.

Baca juga: Jokowi ke Media Asing: Ingin Tesla Produksi Mobil Listrik di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com