Komisaris Uni Eropa untuk Perlindungan Iklim, Franz Timmermans, mengatakan bahwa konversi industri mobil ke listrik sedang berlangsung di seluruh dunia.
"Suka atau tidak suka, revolusi industri sedang terjadi. Kita dapat memilih untuk menjadi yang terdepan atau kita dapat memilih untuk menyingkir dan membiarkan produksi di wilayah lain di dunia," kata Timmersmans di Parlemen Eropa di Strassbourg.
Dalam tiga atau empat tahun terakhir, industri mobil Eropa telah berupaya keras untuk beralih ke kendaraan listrik.
Namun, anggota parlemen yang kritis di parlemen percaya bahwa restrukturisasi industri juga akan menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan.
Pabrik mobil Ford, yang berambisi memproduksi mobil listrik pada tahun 2030, mengumumkan hari Rabu (14/2/2023) akan memangkas 4.000 pekerjaan di Eropa, sebagian besar di Jerman.
Serikat industri logam juga memperingatkan bahwa banyak perusahaan yang dapat memindahkan produksinya ke luar negeri untuk menghemat biaya. Komisaris Uni Eropa Frans Timmermans menegaskan bahwa industri mobil di Eropa harus lebih dipromosikan.
"China akan meluncurkan 80 model baru mobil listrik hingga akhir tahun. Dan ini mobil bagus. Kita harus bisa bersaing dengan mereka," kata Timmermans.
Oleh karena itu, UE harus mempromosikan pelatihan dan pendidikan spesialis di industri otomotif dan dibanding sebelumnya lebih membantu mempercepat pembangunan infrastruktur untuk mobil elektronik.
Komisi UE akan memperkenalkan proposal legislatif baru, yang akan mengurangi emisi karbon lebih lanjut yang melibatkan truk dan kendaraan berat hingga 90 persen pada tahun 2040. Berbeda dengan mobil penumpang berbahan bakar fosil, saat ini, tidak ada rencana larangan de facto.
Baca juga: BYD, Produsen Mobil Listrik China, Kini Kalahkan Tesla Setelah Sempat Diremehkan Elon Musk
Industri mobil Eropa telah lama beradaptasi dengan spesifikasi CO2 untuk mobil. Selain itu, negara-negara anggota UE juga telah menyetujui undang-undang ini, yang mulai berlaku pada tahun 2025 setelah disetujui di Parlemen Eropa.
Namun, standar emisi baru yang disebut Euro 7, yang dimaksudkan untuk secara drastis mengurangi emisi nitrogen oksida dan partikel dari kendaraan diesel pada tahun 2025, sangat kontroversial.
Industri mobil Jerman dan Menteri Transportasi Jerman, Volker Wissing, mengkritik proposal Komisi Uni Eropa yang terlalu ambisius tersebut.
"Proposal saat ini padat biaya, tidak dapat diimplementasikan dengan pasti dari sudut pandang teknologi, dan berrisiko yang terkait dengan undang-undang tersebut," kritik Hildegard Müller, Presiden Asosiasi Produsen Mobil Jerman (VDA).
Pabrikan mobil sebagian sudah tidak dapat memenuhi persyaratan standar Euro 5 dan 6 dan terkadang menggunakan perangkat lunak ilegal untuk memanipulasi kendaraan diesel selama proses pengujian atau mematikan filter di jalan raya.
Skandal "Diesel Gate" ini sangat membebani perusahaan mobil Jerman Volkswagen, Audi dan Porsche. Pembeli mobil yang ditipu harus mendapat ganti rugi seluruhnya miliaran euro.
Negara-negara anggota UE dan Parlemen Eropa masih harus menyetujui standar emisi Euro 7 yang diperketat. Itu sebabnya, kemungkinan besar aturan itu masih akan mengalami perubahan.
Baca juga: Genjot Infrastruktur Mobil Listrik Nasional, AS Undang Musk dan Pentolan Produsen Otomotif Lain
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Sah! Mulai 2035 Hanya Akan Dijual Mobil Listrik di Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.