JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana membangun fasilitas turisme ekologis di Kepulauan Widi telah mendapat sorotan terutama dari pegiat lingkungan, namun proses lelang untuk mendatangkan investasi di kepulauan tersebut telah dimulai minggu lalu.
Rumah lelang ternama AS Sotheby's di halaman situs promosi lelangnya menulis "ini adalah kesempatan sekali seumur hidup," disertai foto kepulauan Widi yang memiliki pantai pasir putih dan laut berwarna biru kehijauan.
Kepulauan Widi yang terletak di Halmahera Selatan, provinsi Maluku Utara adalah gugusan dari sekitar 100 pulau yang berada dalam Kawasan Konservasi Laut dengan luas keseluruhan 315 ribu hektar.
Menurut Sotheby's, ini adalah "salah satu properti paling menakjubkan di dunia."
Baca juga: Lelang Kepulauan Widi Sita Perhatian Aktivis Lingkungan
Lelang pengelolaan pulau tersebut dimulai pada Kamis (8/12/2022) dan akan berlangsung selama sepekan.
Mereka yang memberi tawaran tertinggi akan mendapatkan hak untuk mengembangkan daerah tersebut untuk tujuan wisata.
Namun para pegiat lingkungan mengatakan pengembangan ekonomi di kawasan Kepulauan Widi akan berpotensi merusak lingkungan alam sekitarnya.
Sebuah perusahaan bernama PT Leadership Islands Indonesia (LII) sebelumnya sudah mendapatkan hak pengelolaan selama 35 tahun pada tahun 2015.
Mereka berencana membangun lebih dari 500 "properti ramah lingkungan" di sekitar 17 pulau di sana.
Termasuk dalam rencana tersebut adalah membangun sarana pendaratan pesawat untuk tamu dari Indonesia maupun luar negeri.
Baca juga: Lelang 100 Pulau di Kepulauan Widi Dimulai Minggu Depan, Indonesia Bisa Hadapi Masalah Lingkungan?
Mereka yang akan mengajukan tawaran lelang di Sotheby's harus membayar uang jaminan sebesar Rp1 miliar, selain "surat resmi berkekuatan hukum untuk berinvestasi membangun kepulauan tersebut".
"Pemenang lelang akan mendapatkan saham kepemilikan di LII, bersama dengan tim yang sudah ada saat ini," kata juru bicara LII kepada ABC.
Juru bicara LII juga mengatakan perusahaannya memang meminta Sotheby's untuk melakukan lelang untuk menemukan investor baru.
"Kami menyadari bahwa ini proses yang tidak biasa," katanya.
"LII adalah perusahaan unik yang akan melakukan proyek yang unik, jadi mengapa tidak melakukan proses penggalangan dana yang unik?"