Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Hari Ini: Jenderal Bengis Rusia Dikritik karena Mundur dari Kherson

Kompas.com - 22/11/2022, 09:26 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

KHERSON, KOMPAS.com - Petinggi militer terkemuka Rusia yang memerintahkan pasukannya mundur dari Kota Kherson di Ukraina dikritik, dan mendapat tekanan semakin besar untuk membuktikan keputusannya benar.

Sergei Surovikin yang dijuluki Jenderal Armageddon oleh media Rusia karena dikenal bengis, pada 9 November 2022 memerintahkan pasukan Moskwa keluar dari Kherson dan tepi barat Sungai Dnipro karena terancam bahaya.

Surovikin adalah veteran perang berusia 56 tahun. Ia pernah bertugas di Chechnya dan Suriah, serta dilantik langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Jika Rusia Jadi Tinggalkan Kherson, Ini yang Kemungkinan Akan Terjadi

Ia berpendapat, penarikan yang selesai dalam dua hari itu akan memungkinkan Moskwa menghemat peralatan dan mengerahkan kembali pasukan di sana--yang diperkirakan oleh Amerika Serikat sebanyak 30.000 orang--untuk menyerang di tempat lain.

Beberapa di antara pasukan itu dipindahkan dari selatan ke timur Ukraina, lokasi pertempuran sengit berkecamuk.

Dikutip dari Reuters pada Senin (21/11/2022) kini Surovikin berada di bawah tekanan besar pada puncak musim dingin untuk menunjukkan keputusannya benar.

"Kami menunggu hasil cemerlang Anda dan berdoa untuk Anda, saya berdoa untuk Anda setiap hari," kata Margarita Simonyan, pemimpin redaksi RT TV yang hawkish, dan salah satu pendukung utama perang.

Simonyan juga mendesak Surovikin, yang digambarkan sosok besar berkepala gundul di TV, untuk mengabaikan omong kosong dari para kritikus, merujuk kepada para blogger militer terkenal yang tidak senang dengan pengunduran pasukannya.

Baca juga:

Salah satu blogger itu, Vladlen Tatarsky, yang memiliki lebih dari 500.000 followers di Telegram, marah atas kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Kherson usai mundurnya Rusia.

Tatarsky mempertanyakan, mengapa Rusia tidak membunuhnya.

"Untuk apa kita menumpahkan darah kita? Mengapa Zelensky bisa dengan tenang datang ke Kherson?" ujar Tatarsky geram.

"Secara simbolis akan sangat bagus jika Geran (sejenis drone) mendarat di kepalanya tetapi itu tidak terjadi. Mengapa? Entah kita berperang penuh atau ... tidak ada yang berhasil."

Baca juga: Spekulasi Seputar Mundurnya Pasukan Rusia dari Kherson: Strategi Tersembunyi atau Kekalahan Nyata

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com