CANBERRA, KOMPAS.com - Andrew Forrest, miliarder industri tambang Australia berkomitmen akan memberikan lebih dari Rp 1 triliun (740 juta dollar AS) ke dana investasi global untuk rekonstruksi Ukraina.
"Saya mengundang investor profesional, reksadana dan dana kekayaan negara, serta semua yang meyakini bahwa menyerang negara lain adalah kesalahan terburuk dalam sejarah umat manusia, untuk bergabung dengan kami," kata Forrest dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Guardian pada Kamis (17/11/2022).
Investasi 500 juta dollar AS (Rp 7,8 triliun) yang diberikan Forrest merupakan komponen pertama yang diumumkan dari dana investasi global untuk rekonstruksi Ukraina.
Baca juga: Pakar Ukraina Tiba di Polandia untuk Selidiki Tembakan Rudal Buatan Rusia
Kontribusi Forrest akan datang dari Grup Tattaran, perusahaan investasi yang dioperasikan oleh raja pertambangan itu bersama istrinya, Nicola.
Secara keseluruhan pendanaan itu diharap akan tumbuh hingga minimal 25 miliar dollar AS (sekitar Rp 400 miliar) dan sampai 100 miliar dollar AS (Rp 1,6 kuadriliun).
Dia mengatakan juga telah memberi pengarahan kepada Presiden AS Joe Biden, mantan perdana menteri Inggris Boris Johnson, perdana menteri Australia, Anthony Albanese, sekretaris jenderal OECD Mathias Cormann, utusan khusus PBB Michael Bloomberg, dan CEO BlackRock Larry Fink.
Dia mengklaim dana tersebut akan mengantarkan "zaman keemasan" baru untuk Ukraina.
Baca juga: Ukraina Terkini: Gelombang Serangan Terbaru Rusia Terjadi Saat Salju Mulai Turun
Dalam wawancara dengan surat kabar Nine, Forrest menyamakan dorongan investasi dengan rencana Marshall, program bantuan pasca perang 1948 dari Amerika Serikat untuk membantu membangun kembali Eropa setelah perang dunia kedua.
Dalam sebuah wawancara dengan Radio Nasional ABC, Forrest mengklaim “bantuan” investasi ini akan memiliki "efek pengganda 10 kali lipat" di Ukraina.
“Anda akan ingat keajaiban ekonomi Jerman, keajaiban ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II … Ukraina akan lebih cepat mendapatkannya,” katanya.
“Dari dana negara hingga investor profesional, institusi di seluruh dunia dan di Australia, ini akan menjadi investasi yang bagus.”
Miliarder pertambangan Australia itu menghabiskan seminggu di Ukraina pada Juni lalu, untuk bertemu Zelinsky dan sebagian besar pemerintahannya.
Menurutnya Zelensky, "Inisiatif Pertumbuhan Hijau Ukraina" diharapkan tumbuh menjadi 100 miliar dollar AS (Rp 1,6 kuadriliun).
Nilai tersebut menyemai investasi dalam infrastruktur energi dan komunikasi untuk mengubah Ukraina menjadi "ekonomi hijau digital" dalam pemulihan dari perang Rusia.
Dengan itu, dia mengklaim negara eksportir gandum itu akan menjadi "perekonomian dengan pertumbuhan tercepat jika bukan di dunia setidaknya di Eropa."
“Andrew dan saya telah sepakat kami tidak akan mengganti infrastruktur era komunis Rusia, sebaliknya kami akan melompat ke teknologi terbaru,” kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam sebuah pernyataan pada Kamis (17/11/2022).
Baca juga: Serangan Rusia Hantam Berbagai Kota Ukraina Hari Ini
“Kami akan menunjukkan bahwa apa yang dihancurkan Rusia dapat dengan mudah diganti dengan infrastruktur hijau dan digital terbaru yang paling modern.”
“Seluruh dunia dapat melihat bagaimana Rusia, yang tidak mampu menang di medan perang, meneror infrastruktur sipil. Ongkos rekonstruksi meningkat dengan setiap serangan baru,” kata Zelinsky.
“Suatu hari agresor akan membayar semuanya secara penuh, tetapi rakyat kami tidak dapat menunggu listrik dan pemanas selama berbulan-bulan. Kita perlu memulihkan Ukraina sekarang! Itulah mengapa proyek ini sangat tepat waktu.”