Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Barat Coba Dominasi Dunia, Kita di Perbatasan Sejarah

Kompas.com - 28/10/2022, 14:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (27/10/2022) mengatakan, puluhan tahun mendatang akan menjadi paling berbahaya sejak akhir Perang Dunia II, sambil menuduh Barat berusaha mendominasi dunia.

"Di depan mungkin adalah dekade paling berbahaya, tidak dapat diprediksi dan sekaligus penting sejak akhir Perang Dunia Kedua," kata Putin kepada anggota Klub Diskusi Valdai tahunan.

Dikutip dari kantor berita AFP ia menambahkan, situasinya "sampai batas revolusioner tertentu."

Baca juga: Putin: Saya Mungkin Akan Hadiri KTT G20 di Bali

Serangan di Ukraina hanyalah bagian dari pergeseran tektonik dari seluruh tatanan dunia, kata Putin.

"Periode sejarah dominasi Barat yang tak terbagi dalam urusan dunia akan segera berakhir. Dunia unipolar menjadi sesuatu dari masa lalu," imbuhnya.

"Kita berada di perbatasan sejarah."

Putin menambahkan bahwa Barat tidak mampu sendirian mengatur umat manusia, tetapi berusaha mati-matian untuk melakukannya.

"Kebanyakan orang di dunia tidak lagi mau menerimanya," menurut Putin.

Presiden berusia 70 tahun itu juga menyatakan, Moskwa sedang mencoba mempertahankan haknya untuk eksis dalam menghadapi upaya Barat menghancurkan Rusia.

"Rusia tidak menantang elite Barat, Rusia hanya berusaha mempertahankan haknya untuk eksis," ujar Putin.

Baca juga: Putin Sebut Barat Memainkan Hal Berbahaya dan Kotor, Ini yang Dikatakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com