Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Pasukan Azerbaijan Coba Memasuki Wilayahnya, Armenia Minta Bantuan Dunia

Kompas.com - 13/09/2022, 14:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

YEREVAN, KOMPAS.com – Kementerian Pertahanan Armenia meminta bantuan para pemimpin dunia pada Selasa (13/9/2022).

Mereka mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan berusaha untuk maju ke wilayahnya di tengah situasi panas setelah terjadi baku tembak mematikan di sepanjang perbatasan.

Pertempuran meletus pada Senin (12/9/2022) malam di sepanjang perbatasan Armenia-Azerbaijan dan menewaskan tentara di kedua sisi.

Baca juga: Armenia-Azerbaijan Baku Tembak di Perbatasan, Libatkan Senjata Kaliber Besar

Kementerian Pertahanan kedua pihak sama-sama melaporkan kematian tanpa memberikan informasi terkait jumlah korban.

Eskalasi tersebut menandai gejolak terbaru sejak berakhirnya perang tahun 2020 antara Yerevan dan Baku atas wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan.

"Pasukan Azerbaijan terus menggunakan artileri, mortir parit, dan pesawat tak berawak menyerang infrastruktur militer dan sipil. Musuh berusaha maju (ke wilayah Armenia)," kata Kementerian Pertahanan Armenia di Yerevan pada Selasa pagi, dikutip dari Kantor berita AFP.

Kantor Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengaku telah menelepon Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken untuk menuntut "reaksi yang memadai" terhadap "tindakan agresif Azerbaijan".

Pashinyan juga memimpin sesi darurat dewan keamanan negara yang setuju untuk secara resmi meminta bantuan militer dari sekutu Moskwa, yang diwajibkan berdasarkan perjanjian saat ini untuk membela Armenia jika terjadi invasi asing.

Kementerian Pertahanan Armenia menyatakan Menteri Pertahanan Armenia Suren Papikyan dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah melakukan percakapan telepon untuk membahas agresi Azerbaijan terhadap wilayah kedaulatan Armenia.

Baca juga: Gudang Kembang Api Meledak di Armenia, 3 Orang Tewas

Kementerian itu menambahkan bahwa keduanya setuju untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan situasi.

Armenia adalah anggota dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia yang juga mencakup bekas republik Soviet Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Tajikistan.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukannya menanggapi provokasi Armenia dan membantah klaim bahwa mereka menyerang infrastruktur sipil.

"Angkatan bersenjata Azerbaijan melakukan langkah-langkah terbatas dan terarah, menetralisir posisi menembak Armenia," katanya dalam sebuah pernyataan.

Armenia mengatakan bahwa pasukan Azerbaijan meluncurkan penembakan intensif, dengan artileri dan senjata api kaliber besar, terhadap posisi militer Armenia ke arah kota Goris, Sotk, dan Jermuk tak lama setelah tengah malam.

Namun, kementerian pertahanan Azerbaijan menuduh Armenia melakukan "tindakan subversif skala besar" di dekat distrik Dashkesan, Kelbajar, dan Lachin di perbatasan.

Baca juga: Konflik Nagorno-Karabakh Pecah Lagi, Azerbaijan Balas Armenia dan Rebut Ketinggian Strategis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com