Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Armenia Mengundurkan Diri, Mengaku Tak Lagi Punya Pengaruh di Masa Krisis

Kompas.com - 24/01/2022, 10:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

YEREVAN, KOMPAS.com - Presiden Armenia Armen Sarkisian pada Minggu (23/1/2022) mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri dari jabatannya karena kantornya tidak mampu memengaruhi kebijakan selama masa krisis nasional.

Pengumuman itu muncul di tengah periode ketidakstabilan di negara kecil bekas Uni Soviet, yang sedang berjuang secara ekonomi setelah perang dengan saingan lama Azerbaijan.

Baca juga: Bentrok dengan Pasukan Azerbaijan, 3 Tentara Armenia Tewas

Kekalahan telak Armenia dan hilangnya wilayah yang disengketakan pada akhir 2020 akhirnya memicu demonstrasi jalanan besar-besaran dan krisis domestik yang mengadu Sarkisian dengan Perdana Menteri Nikol Pashinyan.

"Ini bukan keputusan yang didorong secara emosional dan berasal dari logika tertentu," kata Sarkisian dalam sebuah pernyataan di situs resminya.

"Presiden tidak memiliki alat yang diperlukan untuk mempengaruhi proses penting kebijakan luar negeri dan dalam negeri di masa-masa sulit bagi rakyat dan negara," terang Sarkisian yang sebagian besar jabatannya bersifat seremonial.

AFP melaporkan, inti dari ketidaksepakatan itu adalah pemecatan kepala staf militer Armenia. Sarkisian telah menolak menandatangani perintah dari Pashinyan agar dia dipindahkan, yang merupakan pukulan serius bagi perdana menteri yang kontroversial.

Pada saat itu, Presiden yang akan keluar itu mengatakan, krisis tidak dapat diredakan melalui pergantian personel yang sering.

Baca juga: Armenia dan Azerbaijan Setuju Berdialog untuk Redakan Ketegangan

Sarkisian dalam pernyataannya Minggu (23/1/2022) malam mengecam "kenyataan di mana presiden tidak dapat memveto undang-undang yang dia yakini buruk bagi rakyat dan negara".

Dia menambahkan bahwa berbagai kelompok politik di negara yang terkurung daratan itu memandang kantor kepresidenan bukan sebagai anugerah bagi Armenia, tetapi sebagai "bahaya bagi mereka".

Seruan untuk reformasi hukum

“Saya berharap pada akhirnya perubahan konstitusi akan dilaksanakan dan presiden dan pemerintahan presiden berikutnya akan dapat beroperasi dalam lingkungan yang lebih seimbang,” tambah pernyataan itu.

Perang, yang menewaskan lebih dari 6.000 orang, membuat pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah pegunungan yang disengketakan.

Konstitusi Armenia menetapkan bahwa parlemen - yang dikendalikan oleh partai-partai yang bersekutu dengan Pashinyan - harus mengadakan pemungutan suara untuk memutuskan presiden berikutnya dalam waktu 35 hari.

Baca juga: Armenia-Azerbaijan Umumkan Gencatan Senjata Setelah Bentrok di Perbatasan

Armen Sarkisian adalah seorang mantan profesor fisika, yang lahir pada 1953 di ibu kota Yerevan. Dia menjabat sebagai perdana menteri antara 1996-1997, menurut biografi resmi.

Dia adalah duta besar Armenia untuk Inggris pada saat dia terpilih sebagai presiden pada Maret 2018 oleh legislatif dengan mayoritas besar.

Pengumuman pengunduran diri Sarkisian datang tak lama setelah kunjungan ke Uni Emirat Arab, setelah kantornya mengumumkan dia akan mengambil cuti untuk menjalani pemeriksaan medis, tanpa memberikan rincian.

Ekonomi Armenia berjuang sejak runtuhnya Soviet dan uang yang dikirim pulang oleh orang-orang Armenia di luar negeri telah membantu pembangunan sekolah, gereja dan proyek infrastruktur lainnya, termasuk di Nagorno-Karabakh.

Armenia memiliki diaspora besar dan kuat secara politik yang tersebar di seluruh dunia setelah pembantaian era Ottoman. Sekarang mereka diperkirakan berjumlah 10 juta orang sebagian besar di Rusia, Amerika Serikat, dan Perancis.

Baca juga: Armenia-Azerbaijan Umumkan Gencatan Senjata Setelah Bentrok di Perbatasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com