YEREVAN, KOMPAS.com – Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan menuding Azerbaijan sedang mencoba membuat dalih untuk meluncurkan serangan besar-besaran ke Armenia dan Nagorno-Karabakh.
Nagorno-Karabakh adalah wilayah yang disengketakan antara kedua negara.
Sebagian besar wilayah Nagorno-Karabakh telah berada di bawah kendali de facto Armenia sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Baca juga: PM Armenia Telepon Putin, Mengadu Soal Konflik Baru di Nagorno-Karabakh
Pada musim gugur 2020, Armenia dan Azerbaijan berperang relatif singkat, tetapi berdarah, atas wilayah tersebut.
Itu berakhir dengan Azerbaijan membuat keuntungan dan Rusia menengahi perjanjian damai.
Sejak saat itu Rusia mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Nagorno-Karabakh.
Pashinyan mengutip klaim Azerbaijan bahwa Armenia tidak menanggapi proposal penyelesaian perdamaian lima poin, yang dikirim melalui Grup Minsk -yang didirikan pada 1992 oleh OSCE- pada 10 Maret.
Menurut PM Armenia, pemerintahnya telah menanggapi pada 14 Maret.
Berbicara pada Kamis (31/3/2022), di sebuah pertemuan pemerintah, Pashinyan mengatakan Azerbaijan mengeklaim bahwa Armenia tidak mematuhi perjanjian.
Pashinyan percaya bahwa Azerbaijan sedang mencoba untuk melegitimasi serangan skala besar di Armenia dan Nagorno-Karabakh.
“Ada kekhawatiran besar di Armenia bahwa Azerbaijan mungkin mengambil keuntungan dari situasi saat ini di mana Rusia terlibat dalam konflik Ukraina,” ungkap Pashinyan dilansir dari Russia Today (RT).
Baca juga: Diperingatkan Rusia, Azerbaijan Pilih Tarik Pasukan di Nagorno-Karabakh
Namun demikian, PM Armenia menyatakan harapan bahwa, meskipun ketegangan meningkat dalam hubungan bilateral, pertemuan mendatang di Brussel dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada 6 April bisa membuahkan hasil.
“Saya sekali lagi menyatakan kesediaan Armenia untuk menandatangani perjanjian damai dengan Azerbaijan. Armenia siap untuk segera memulai negosiasi damai,” kata Pashinyan.
Pada Kamis, pemimpin Azerbaijan juga menyatakan dukungan untuk kesepakatan damai sesegera mungkin.
Beberapa minggu terakhir telah terlihat peningkatan yang signifikan dalam ketegangan di sekitar Nagorno-Karabakh – sebuah wilayah yang dihuni oleh etnis Armenia, tetapi diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan– dengan masyarakat internasional menyatakan keprihatinan atas perkembangan tersebut.