Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Armenia-Azerbaijan Baku Tembak di Perbatasan, Libatkan Senjata Kaliber Besar

Kompas.com - 13/09/2022, 07:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

YEREVAN, KOMPAS.com - Armenia dan Azerbaijan terlibat baku tembak skala besar di perbatasan pada Selasa (13/9/2022).

Insiden ini menyebabkan beberapa tentara Azerbaijan tewas dalam bentrokan terbaru antara dua negara rival tersebut.

Sering ada laporan baku tembak di sepanjang perbatasan bersama mereka sejak akhir perang 2020 yang memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.

Baca juga: Konflik Nagorno-Karabakh Pecah Lagi, Azerbaijan Balas Armenia dan Rebut Ketinggian Strategis

"Pada 00.05 hari Selasa, Azerbaijan meluncurkan penembakan intensif, dengan artileri dan senjata api kaliber besar terhadap pos militer Armenia di arah kota Goris, Sotk, dan Jermuk," kata Kementerian Pertahanan Armenia dikutip dari kantor berita AFP.

Dikatakan juga bahwa Azerbaijan menggunakan drone.

Namun, Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh Armenia melakukan tindakan subversif skala besar di dekat distrik Dashkesan, Kelbajar, dan Lachin di perbatasan. Mereka menambahkan bahwa pos tentaranya ditembaki, termasuk dari mortir parit.

"Ada korban tewas di antara prajurit (Azerbaijan)," katanya tanpa menyebutkan jumlah.

Pekan lalu, Armenia menuduh Azerbaijan menewaskan salah satu tentaranya dalam baku tembak di perbatasan.

Pada Agustus 2022 Azerbaijan mengaku kehilangan seorang tentara, dan tentara Karabakh mengeklaim dua tentaranya tewas serta lebih dari 12 terluka.

Armenia dan Azerbaijan berperang dua kali--pada 1990-an dan 2020--untuk berebut Nagorno-Karabakh, daerah kantong Azerbaijan yang berpenduduk Armenia.

Baca juga:

Pertempuran enam minggu pada musim gugur 2020 merenggut lebih dari 6.500 nyawa dan berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia.

Di bawah kesepakatan itu, Armenia menyerahkan sebagian besar wilayah yang telah dikuasainya selama beberapa puluh tahun dan Rusia mengerahkan sekitar 2.000 penjaga perdamaian untuk mengawasi gencatan senjata yang rapuh.

Selama pembicaraan yang dimediasi Uni Eropa di Brussels pada Mei dan April, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev serta Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan sepakat melanjutkan diskusi tentang perjanjian damai di masa depan.

Separatis etnis Armenia di Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan ketika Uni Soviet pecah pada 1991. Perang Armenia-Azerbaijan kala itu merenggut sekitar 30.000 nyawa.

Baca juga: Kalah Perang dari Azerbaijan, Armenia Alami Krisis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com