KYIV, KOMPAS.com - Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang dikuasai Rusia di Ukraina kembali terputus dengan saluran listrik utama yang tersisa, kata pengawas nuklir PBB.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menambahkan bahwa pembangkit nuklir, yang terbesar di Eropa, sekarang mengandalkan jalur cadangan untuk memasok listrik ke jaringan Ukraina.
Secara terpisah, perusahaan nuklir negara Ukraina mengatakan hanya satu dari enam reaktor stasiun yang sekarang masih beroperasi.
Baca juga: Rusia Sebut Pasukan Ukraina Coba Rebut PLTN Zaporizhzhia
Baik Ukraina dan Rusia saling menuduh berulang kali menembaki pabrik tersebut.
Inspektur dari IAEA tiba di pembangkit nuklir pada Kamis (1/9/2022) di tengah masalah keamanan.
Setelah memeriksanya, kepala badan tersebut Rafael Grossi mengatakan integritas pabrik telah "dilanggar beberapa kali".
Terletak di kota Enerhodar di Ukraina selatan, PLTN Zaporizhzhia masih dioperasikan oleh staf Ukraina.
Mereka mengatakan pasukan Rusia menggunakannya sebagai pangkalan militer dan para pekerja sebenarnya ditahan di bawah todongan senjata.
IAEA mengatakan dalam pernyataannya bahwa kehadirannya di pabrik itu adalah "membawa perubahan," karena telah menerima informasi yang cepat dan andal tentang perkembangan terbaru.
"Para ahli badan tersebut diberitahu oleh staf senior Ukraina bahwa saluran listrik 750 Kilovolt operasional keempat (pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia) mati," katanya.
"Tiga lainnya hilang sebelumnya selama konflik."
Namun, jalur cadangan 330/750 kilovolt mengirimkan energi ke jaringan dan dapat memberikan daya ke pembangkit jika perlu, tambahnya sebagaimana dilansir BBC pada Sabtu (3/9/2022).
IAEA mencatat bahwa saluran listrik utama juga terputus sementara pada 25 Agustus.
Sementara itu, pejabat lokal yang ditunjuk Rusia mengatakan pemutusan arus terakhir disebabkan oleh "masalah teknis" akibat penembakan.
Secara terpisah, operator tenaga nuklir milik negara Ukraina Enerhoatom mengatakan bahwa reaktor nomor lima pembangkit harus dimatikan dari jaringan karena "penembakan tanpa henti oleh pasukan pendudukan Rusia".
Rusia belum mengomentari pernyataan itu.
Dalam perkembangan lain, kementerian pertahanan Rusia mengatakan telah menggagalkan upaya pada Jumat (3/9/2022) malam oleh angkatan bersenjata Ukraina untuk merebut pabrik. Pernyataan itu tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya, yang belum diverifikasi.