Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangladesh Terancam Krisis, Puluhan Ribu Masjid Diminta Batasi Pengunaan AC

Kompas.com - 26/07/2022, 18:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP


DHAKA, KOMPAS.com - Pemerintah Bangladesh telah meminta dukungan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu mengatasi guncangan keuangan yang dipicu oleh harga energi yang bergejolak setelah invasi Rusia ke Ukraina, kata para pejabat pada Selasa (26/7/2022).

Bangladesh telah mengalami pemadaman listrik dengan durasi lama dalam beberapa pekan terakhir.

Kadang-kadang bahkan sampai 13 jam sehari.

Baca juga: Jutaan Korban Banjir Mematikan di Bangladesh dan India Menanti Bantuan

Dilaporkan AFP, untuk mengurangi tekanan pada jaringan listrik, puluhan ribu masjid di seluruh Bangladesh juga telah diminta untuk membatasi penggunaan AC.

Situasi ini terjadi ketika negara di Asia Selatan tersebut tengah mengalami kekurangan daya listrik yang diperparah oleh mata uang yang terdepresiasi dan berkurangnya cadangan devisa.

Seorang pejabat senior Kementerian Keuangan yang enggan disebut namanya, mengonfirmasi kepada AFP bahwa Bangladesh telah meminta batas kredit IMF. Tapi, tidak diungkap berapa jumlahnya.

Sementara, surat kabar lokal Daily Star melaporkan Bangladesh sedang mencari 4,5 miliar dollar AS dari pemberi pinjaman yang berbasis di Washington menyusul kunjungan baru-baru ini ke negara itu oleh perwakilannya.

Menteri Perencanaan Junior Bangladesh Shamsul Alam mengatakan kepada AFP, bahwa pihak berwenang sedang bergulat dengan "krisis" karena kenaikan harga bahan bakar internasional setelah serangan Rusia ke Ukraina.

"Neraca pembayaran kami berada di zona negatif. Kami perlu menstabilkan nilai tukar kami," katanya.

Baca juga: Rohingya di Bangladesh Minta Dipulangkan: Pengungsi seperti Hidup di Neraka

Para ekonom mengatakan mata uang taka Bangladesh telah turun secara efektif terhadap dollar AS sekitar 20 persen dalam tiga bulan terakhir.

Depresiasi mata uang taka semakin melemahkan keuangan negara, dengan defisit transaksi berjalan mencapai 17 miliar dollar AS.

Langkah-langkah penghematan Bangladesh

Alam mengatakan pemerintah telah meluncurkan "langkah-langkah penghematan" selain penjatahan listrik. Ini termasuk pembatasan impor dan pemotongan belanja pembangunan.

Pembangkit listrik tenaga diesel di seluruh negeri, dengan kapasitas pembangkitan 1.500 megawatt, telah dimatikan, sementara beberapa pembangkit listrik tenaga gas juga tidak beroperasi.

Posisi keuangan Bangladesh yang genting telah diperparah oleh banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah timur laut.

Air membanjiri rumah-rumah lebih dari tujuh juta orang dan menyebabkan kerusakan hampir 10 miliar dollar AS, menurut perkiraan pemerintah.

Baca juga: 21 Orang Tewas Tersambar Petir saat Badai dan Banjir Terjang India dan Bangladesh, Jutaan Mengungsi

Oposisi Partai Nasionalis Bangladesh telah menyalahkan pemerintah atas krisis tersebut, menuduhnya menghambur-hamburkan uang untuk proyek-proyek batil bernilai miliaran dollar.

Beberapa negara Asia Selatan sedang berjuang dengan laju inflasi dan memburuknya keuangan publik yang dipicu oleh hambatan ekonomi global.

Seperti diketahui, negara tetangga Bangladesh, Sri Lanka saat ini sedang dalam negosiasi untuk bailout (dana talangan) IMF setelah kehabisan mata uang asing untuk mengimpor bahkan kebutuhan yang paling vital, memicu antrean panjang di pompa bensin, kekurangan makanan dan pemadaman listrik yang panjang.

Kerumunan orang yang marah di Sri Lanka telah menyerbu kediaman resmi presiden awal bulan ini, mendorong pemimpin itu untuk melarikan diri ke luar negeri dan mengajukan pengunduran dirinya.

Baca juga: 25 Orang Tewas Akibat Kebakaran di Bangladesh, Ledakan Terdengar Beberapa Kilometer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com