KYIV, KOMPAS.com – Parlemen Ukraina pada Minggu (19/6/2022) mendukung rancangan undang-undang (RUU) yang akan menerapkan pembatasan ketat untuk buku-buku dan musik Rusia.
Satu RUU akan melarang pencetakan buku oleh warga Rusia, kecuali jika mereka melepaskan paspor Rusia dan mengambil kewarganegaraan Ukraina.
Larangan itu hanya akan berlaku bagi mereka yang memegang kewarganegaraan Rusia setelah runtuhnya kekuasaan Uni Soviet pada 1991.
Baca juga: Rusia Sebut Serangan di Ukraina Timur Berjalan Mulus, Senjata Kiriman Barat Dihancurkan
RUU tersebut juga akan melarang impor komersial buku-buku yang dicetak di Rusia, Belarus, dan wilayah Ukraina yang diduduki, serta izin khusus untuk impor buku-buku dalam bahasa Rusia dari negara mana pun.
Sedangkan RUU kedua akan melarang pemutaran musik oleh warga Rusia pasca-1991 di media dan transportasi umum.
RUU ini juga akan meningkatkan kuota pidato berbahasa Ukraina dan konten musik di siaran TV serta radio, sebagaimana dilansir Reuters.
Kedua RUU tersebut kini perlu ditandatangani oleh Presiden Volodymyr Zelensky agar berlaku, dan tidak ada indikasi bahwa dia juga menentang.
Baca juga: Ukraina Pukul Mundur Serangan Rusia di Dekat Kota Severodonetsk
Kedua RUU itu mendapat dukungan yang tinggi, termasuk dari anggota parlemen yang secara tradisional dipandang pro-Kremlin oleh sebagian besar media dan masyarakat sipil Ukraina.
Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko mengatakan, dia senang menyambut pembatasan terbaru tersebut.
“RUU ini dirancang untuk membantu penulis Ukraina berbagi konten berkualitas dengan khalayak seluas mungkin, yang setelah invasi Rusia tidak menerima produk kreatif Rusia apa pun secara fisik,” kata situs web kabinet Ukraina mengutip Tkachenko.
RUU terbaru ini adalah babak terbaru dalam perjalanan panjang Ukraina untuk melepaskan warisan ratusan tahun pemerintahan Moskwa.
Baca juga: Rusia Kirim 3 Rudal, Hancurkan Depot Bahan Bakar Ukraina
Ukraina mengatakan, proses ini, yang sekarang lebih sering disebut "de-rusifikasi", diperlukan untuk membatalkan kebijakan berabad-abad yang bertujuan menghancurkan identitas Ukraina.
Di sisi lain, Moskwa tidak setuju dengan upaya Ukraina tersebut.
Rusia menuturkan, kebijakan Kyiv untuk membudayakan bahasa Ukraina dalam kehidupan sehari-hari menindas sejumlah besar penutur bahasa Rusia di sana.
Baca juga: 2 Warga AS yang Hilang di Ukraina Muncul dalam Video Media Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.