Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Dunia Tersembunyi” Kehidupan Laut Ditemukan di Sungai Bawah Es Antartika

Kompas.com - 07/06/2022, 23:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

WELLINGTON, KOMPAS.com - Ahli menemukan kawanan makhluk kecil mirip udang dalam gua setinggi ratusan meter di bawah lapisan es Antartika yang luas, menjadikannya ekosistem bawah laut terbaru yang ditemukan hingga saat ini setelah tetap menjadi rahasia karena tertutup es.

Sebuah tim ilmuwan dari Selandia Baru menemukan ekosistem 500 meter di bawah es yang diduga muara sungai, ratusan kilometer dari tepi Lapisan Es Ross.

Baca juga: UNIK GLOBAL: Misteri Ningen, Makhluk Antartika Mirip Manusia | Harga Mi Instan Nyaris Rp 1 Juta Per Kardus

Antartika Selandia Baru mendukung para peneliti dari universitas di Wellington, Auckland dan Otago, Institut Nasional Air dan Atmosfer (Niwa) dan Ilmu Geologi dan Nuklir, untuk menyelidiki dampak pencairan lapisan es yang disebabkan oleh iklim di muara sungai itu.

Tetapi ketika mereka menelusuri es dan masuk ke sungai, kamera mereka dipenuhi oleh amphipoda, makhluk kecil dari garis keturunan yang sama seperti lobster, kepiting, dan tungau.

“Untuk sementara, kami mengira ada yang salah dengan kamera, tetapi ketika fokus ditingkatkan, kami melihat gerombolan artropoda berukuran sekitar 5 mm,” kata Craig Stevens dari Niwa sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (6/6/2022).

"Kami telah melakukan eksperimen di bagian lain dari lapisan es dan mengira kami memiliki banyak hal (yang dapat diteliti), tetapi kali ini kejutan besar muncul."

Sementara ada motivasi perubahan iklim untuk pekerjaan itu, ada unsur penemuan dalam ekspedisi, kata Stevens.

“Kami melompat-lompat karena semua hewan berenang di sekitar peralatan kami berarti jelas ada ekosistem penting di sana.”

Baca juga: Segitiga Misterius Muncul di Antartika, Diduga UFO Jatuh

Pemimpin proyek, Huw Horgan dari Te Herenga Waka Victoria University of Wellington, adalah orang pertama yang menemukan muara, setelah memata-matai alur di es sambil mempelajari citra satelit dari Lapisan Es Ross.

Para peneliti telah mengetahui jaringan danau air tawar dan sungai tersembunyi di bawah lapisan es Antartika untuk beberapa waktu. Tetapi mereka belum disurvei secara langsung, kata Horgan.

“Mengamati dan menelaah sungai ini seperti menjadi orang pertama yang memasuki dunia tersembunyi.”

Instrumen telah ditinggalkan di sungai untuk mengamati perilakunya, katanya, sementara peneliti laboratorium akan menyelidiki apa yang membuat air itu unik.

Temuan tim meluas lebih jauh, karena mereka baru saja memasang tambatannya beberapa hari sebelum letusan besar gunung berapi Tonga Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.

Instrumen tim mendeteksi perubahan tekanan yang signifikan saat tsunami menembus rongga.

Melihat efek letusan mengingatkan Stevens betapa terhubungnya planet ini.

“Di sinilah kita, di sudut dunia yang terlupakan, melihat pengaruh real-time dari peristiwa yang terasa begitu jauh. Itu sangat luar biasa.”

Baca juga: Cuaca Panas Terlalu Ekstrem, Lapisan Es Penyangga di Antartika Timur Hancur Lebur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com