Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gletser di Antartika Dinamai "Gletser Glasgow", Sesuai Kota Tuan Rumah KTT Iklim

Kompas.com - 02/11/2021, 11:46 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber NDTV

GLASGOW, KOMPAS.com - Gletser di Antartika secara resmi dinamai Gletser Glasgow untuk menghormati kota Skotlandia yang menjadi tuan rumah KTT iklim tingkat tinggi PBB.

KTT yang secara resmi dibuka pada hari Minggu (31/10/2021) ini akan memulai pembicaraan diplomatik yang intens tentang pembatasan pemanasan global selama dua minggu.

Dilansir NDTV, es sepanjang 100 km, yang telah mengalami pencairan cepat, secara resmi dinamai para peneliti di University of Leeds untuk menandai COP26 dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).

Ini disebut "sebuah pengingat yang jelas tentang mengapa tindakan mendesak seperti itu diperlukan."

Baca juga: Ratu Belanda Kagumi Gojek saat Pidato di KTT G20

"Dengan menamai raksasa alam yang berkilauan ini dengan nama kota, tempat umat manusia akan berkumpul untuk memperjuangkan masa depan planet ini, kami memiliki pengingat yang jelas tentang apa yang sedang kami upayakan untuk melestarikannya," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

"Glasgow mewakili peluang terbaik kami. Sama seperti G-20 yanf berbagi tanggung jawab kolektif untuk bertindak, solusi ada di tangan kami."

"Saya berharap negara-negara akan berkumpul minggu depan dengan semangat tanggung jawab dan ambisi sehingga kami dapat mempertahankan tujuan," tegas Johnson.

Baca juga: Gua Es di Bawah Gletser Austria Ungkap Kisah Runtuhnya Gletser Pegunungan Alpen

Selain Glasgow, delapan gletser yang baru dinamai adalah Jenewa, Rio, Berlin, Kyoto, Bali, Stockholm, Paris, dan Incheon.

Semuanya dinamai berdasarkan kota-kota yang menjadi tuan rumah pertemuan iklim penting PBB.

Peneliti Heather Selley dari Sekolah Bumi dan Lingkungan Leeds, telah mengidentifikasi 14 gletser di Cekungan Getz Antartika Barat.

Semuanya menipis rata-rata 25 persen antara tahun 1994 dan 2018 karena perubahan iklim.

Studinya, yang diterbitkan pada Februari 2021, menemukan bahwa 315 gigaton es hilang dari wilayah tersebut dalam 25 tahun terakhir.

Baca juga: Ini yang Bakal Terjadi jika Gletser Kiamat di Antartika Runtuh

Intinya, ini setara dengan 126 juta kolam renang air berukuran Olimpiade.

Heather Selley dan Dr Anna Hogg telah meminta agar sembilan gletser yang tidak disebutkan namanya dalam penelitian ini dinamai menurut lokasi perjanjian iklim utama.

Proposalnya diajukan oleh pemerintah Inggris dan didukung oleh komite Nama Tempat Antartika Inggris.

Nama-nama tersebut sekarang akan ditambahkan ke International Composite Gazetteer untuk Antartika, untuk digunakan pada peta, bagan, dan publikasi di masa mendatang.

Baca juga: Gletser Darah di Pegunungan Alpen Bisa Jadi Penanda Perubahan Iklim

"Menamai gletser menurut lokasi perjanjian iklim utama, konferensi dan laporan adalah cara yang bagus untuk merayakan kolaborasi internasional pada ilmu dan kebijakan perubahan iklim selama 42 tahun terakhir," kata Heather Selly.

"Kami ingin secara permanen menandai upaya luar biasa yang telah dilakukan komunitas ilmiah untuk mengukur dampak perubahan iklim saat ini dan prediksi evolusinya di masa depan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkrkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com