Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Yakin Malaysia Airlines MH370 Jatuh 2.000 Km dari Perth, Kenapa Belum Ada Pencarian Ulang?

Kompas.com - 06/06/2022, 17:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Delapan tahun setelah hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, penyelidik keamanan udara Australia memutuskan untuk memperbarui data investigasinya menurut laporan Daily Mail pada (16/2/2022).

Pembaruan tersebut dilakukan setelah insinyur kedirgantaraan Inggris, Richard Godfrey, mengeklaim telah menemukan lokasi pasti jatuhnya pesawat.

Pesawat Malaysia Airlines MH370 menghilang pada 8 Maret 2014, dengan 239 orang di dalamnya saat dalam perjalanan ke Beijing dari Kuala Lumpur.

Dari 239 orang di dalamnya, 153 adalah warga negara China; 38 orang Malaysia dan sisanya dari Indonesia, Australia, India, Perancis, Amerika Serikat, Iran, Ukraina, Kanada, Selandia Baru, Belanda, Rusia, dan Taiwan.

Richard Godfrey, insinyur kedirgantaraan terkemuka Inggris, dalam laporan yang dipublikasikan akhir tahun lalu meyakini akhirnya bisa memecahkan misteri penerbangan terbesar di dunia sejauh ini.

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Pria yang Temukan Puing Pesawat Malaysia MH370 Dibombardir Ancaman Pembunuhan | Bentrok Penambang Emas Tewaskan 100 Orang

Titik jatuhnya Malaysia MH370

Richard Godfrey meyakini MH370 menghantam laut 1.933 km sebelah barat Perth, dan terletak 4.000 meter di bawah air.

Titik pasti yang ditentukan oleh perhitungan data adalah sekitar 33 derajat selatan dan 95 derajat timur di Samudera Hindia.

Kesimpulan soal titik keberadaan MH370 didapatkannya setelah menghabiskan lebih dari satu tahun bekerja pada bencana penerbangan itu.

Dia menggabungkan kumpulan data berbeda yang sebelumnya disimpan di domain terpisah, untuk menyelaraskan ke lokasi baru ini di Samudra Hindia bagian Selatan.

Godfrey mengaku itu adalah "pekerjaan yang rumit", karena sebelumnya pemikiran lateral di berbagai disiplin ilmu masih minim untuk kemudian dapat menyatukan data-data yang sudah ada.

"Tidak ada yang punya ide sebelumnya untuk menggabungkan data satelit Inmarsat, dengan data kinerja Boeing, dengan data hanyut puing-puing (MH370) yang mengambang dengan Oseanografi, dan dengan data bersih WSPR," ujarnya mengungkap data-data yang digunakannya selama penelitian.

Baca juga: Pria yang Temukan Puing-puing Pesawat Malaysia MH370 Dibombardir Ancaman Pembunuhan

Weak Signal Propagation Reporter (WSPR), kata dia, dapat digunakan untuk mendeteksi dan melacak pesawat secara akurat.

"Kami melakukan cukup banyak pengujian akan ide baru ini, dan kami telah memiliki keyakinan untuk menerapkannya pada MH370," kata Godfrey kepada BBC sebagaimana dilansir pada (3/12/2022) pertama kali sejak penelitiannya dipublikasikan.

Godfrey mengungkap harapannya agar "kami akan dapat memberikan kejelasan kepada kerabat terdekat, dan jawaban kepada publik penerbangan dan industri penerbangan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan MH370 dan bagaimana kita mencegahnya di masa depan".

Kedalaman 4.000 meter

Sebelumnya, sudah ada dua pencarian ekstensif di Samudera Hindia untuk MH370, yang menghasilkan hasil yang tidak meyakinkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com