Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Militer Rusia Terungkap dalam Dua Bulan Perang di Ukraina

Kompas.com - 25/04/2022, 21:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Dua bulan memasuki perang di Ukraina, para ahli militer mengatakan mereka terkejut tentang betapa tidak siapnya Rusia dalam invasinya terhadap tetangganya yang pro-Barat.

Meskipun sempat melancarkan serangan awal dari berbagai arah, Moskwa gagal menguasai udara. Barisan tank Rusia juga dikirim tanpa perlindungan atau koordinasi.

Baca juga: Menteri Pertahanan AS Akui Rencana untuk Melemahkan Rusia

“Mereka telah sangat meremehkan kekuatan perlawanan Ukraina,” kata para ahli sebagaimana dilansir AFP pada Senin (25/4/2022).

Staf umum militer barat secara bulat berpendapat bahwa tujuan awal Presiden Rusia Vladimir Putin adalah untuk memusnahkan pasukan Ukraina dalam operasi kilat.

Tetapi Moskwa telah gagal mengkalibrasi daya tembaknya, untuk menangani tingkat perlawanan yang sama sekali gagal diramalkan oleh dinas intelijen Rusia.

“Para pemimpin politik Rusia memaksakan komando militer skenario yang benar-benar tidak masuk akal, di mana semuanya akan berjalan seperti dalam pencaplokan Krimea pada 2014,” kata pakar militer Rusia, Alexander Khramchikhin.

"Mereka mengira tentara Rusia akan disambut sebagai pembebas seluruh Ukraina, kecuali wilayah di barat. Jelas bahwa komando militer Rusia tidak siap untuk perlawanan seperti itu dari pihak Ukraina," katanya.

Vincent Tourret, peneliti di Foundation for Strategic Research, setuju.

"Rusia benar-benar meremehkan keseimbangan kekuatan," katanya.

Baca juga: Rusia Kirim Tim untuk Menyelamatkan Kapal Perang Moskva yang Tenggelam

"Satu-satunya bagian dari operasi yang dianggap sebagai operasi perang adalah serangan di bandara Hostomel (di pinggiran Kyiv) dan upaya untuk memangkas arus listrik Ukraina," lanjut pakar tersebut.

"Pasukan Rusia lainnya memasuki negara itu seolah-olah mereka akan mengambil alih, dan dengan terlalu banyak tujuan, mereka benar-benar tersebar di seluruh wilayah," katanya.

Pada 24 Februari, Rusia melancarkan serangannya di tiga posisi berbeda secara bersamaan. Artinya, meski memiliki 150.000 tentara, mereka terpencar di beberapa sumbu berbeda: di utara menuju Kyiv, di timur dan di selatan.

Kegagalan supremasi udara

Para ahli menilai Rusia membuat kesalahan besar dalam mengerahkan pasukannya di darat tanpa memperoleh kendali atas langit sebelumnya, meskipun telah memobilisasi 500 pesawat.

"Mendapatkan supremasi udara adalah (strategi) 101 yang membentuk segalanya dalam konflik modern," kata seorang pilot Perancis, yang berbicara tanpa menyebut nama kepada AFP.

"Mereka seharusnya merobohkan pesawat tempur Ukraina, radar, sistem udara-darat, jalur pendaratan," kata pilot itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com