Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di India Sempat Muncul Juga Wanita Jadi Imam Shalat Jumat

Kompas.com - 17/04/2022, 11:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

NEW DELHI, KOMPAS.com – amina wadud bukan satu-satunya wanita yang dilaporkan pernah menjadi imam shalat jumat jemaah laki-laki dan perempuan.

Di India, pada 2018, muncul nama Jamitha yang telah membuat sejarah dengan memimpin shalat Jumat di Kerala.

Kerala adalah negara bagian di India barat daya, tepatnya pada Pesisir Malabar.

Baca juga: Mengenal amina wadud, Wanita Pertama yang Pimpin Shalat Jumat di AS dan Inggris, Kini Menetap di Yogyakarta

Diberitakan India Today pada Sabtu (27/1/2018), Jamitha atau biasa dikenal sebagai Guru Jamitha telah memimpin shalat jumat di markas besar Quran Sunnath Society pada Hari Republik ke-69, yakni hari raya nasional di India yang diperingati setiap tanggal 26 Januari.

Jamitha merupakan Sekretaris Jenderal Quran Sunnath Society di Wandoor di Malappuram. Saat itu, usianya menginjak 34 tahun.

Jamitha mengatakan bahwa untuk pertama kalinya seorang wanita memimpin shalat Jumat di India.

“Al-Qur’an tidak memiliki diskriminasi berdasarkan gender, semua kemarahan adalah karena interpretasi yang salah. Al-Qur’an tidak memberikan hak laki-laki sebagai pemimpin tunggal shalat Jumu'ah,” kata Jamitha Teacher kepada India Today.

“Kami telah mengambil inisiatif ini untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada masyarakat bahwa laki-laki dan perempuan adalah sama dalam Islam. Ini akan menjadi awal dari proses berkelanjutan,” tambah dia.

Jamitha pada saat itu menyatakan bahwa pihaknya berencana melakukan tindakan yang telah dilakukan di lebih banyak tempat dalam beberapa bulan mendatang.

“Kami beruntung memiliki lebih banyak anak muda yang progresif bergabung dengan kami," ungkap dia.

Dilaporkan India Today, Jamitha dan Quran Sunnath Society selama ini telah selalu berada di garis depan dalam menuntut persamaan hak bagi perempuan dalam Islam.

Baca juga: amina wadud yang Jadi Wanita Pertama Pimpin Shalat Jumat: Saya Tak Berniat Menjadi Kontroversial

Mendapat ancaman

Jamitha mengaku pernah diancam dan bahkan diserang oleh para penganut ekstremis.

“Saya sudah lama menjadi guru agama Islam, ketika saya berada di Thiruvananthapuram, komite Mahal melarang saya mengambil kelas. Mereka bahkan melecehkan dan mengancam akan membunuh saya, kendaraan saya diserang oleh penjahat, semua ini karena saya membesarkan suara saya untuk persamaan hak. Kemudian, saya harus pindah dari Trivandrum. Bahkan setelah saya datang ke Kozhikode, ada beberapa upaya untuk menyerang rumah saya. Tapi saya tidak peduli dengan semua ini, saya akan terus membela apa yang saya yakini," beber Jamitha.

Quran Sunnath Society yang didirikan oleh Chekannur Moulavi selalu bersitegang dengan kepercayaan ortodoks dalam Islam.

Penafsiran progresif Chekannur Moulavi tentang Islam disebut sering menimbulkan konflik dengan kelompok pinggiran Islam.

Baca juga: Arab Saudi Imbau Imam Masjid Hindari Doa Panjang dalam Shalat Tahajud

Moulavi terakhir terlihat pada 29 Juli 1993, setelah dia meninggalkan rumahnya untuk menyampaikan pidato atas undangan kelompok tak dikenal.

Hilangnya dia menyebabkan kegemparan besar di ranah sosial Kerala.

Kasus yang ditangani oleh polisi negara bagian itu kemudian diserahkan ke Biro Investigasi Pusat (Central Bureau of Investigation/CBI) India pada tahun 1996.

Pada tahun 2000, dua anggota kelompok pinggiran Muslim ditangkap dengan tuduhan membunuh Moulavi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com