Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Vs Ukraina Bersiap untuk Pertempuran Terakhir di Mariupol

Kompas.com - 12/04/2022, 18:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MARIUPOL, KOMPAS.com - Pasukan Ukraina sedang mempersiapkan pertempuran terakhir untuk mempertahankan pelabuhan Mariupol, yang dikepung oleh Rusia sejak invasi, kata marinir di kota itu pada Senin (11/4/2022).

"Hari ini mungkin akan menjadi pertempuran terakhir, karena amunisi hampir habis," kata brigade angkatan laut ke-36 angkatan bersenjata Ukraina di Facebook.

“Ini adalah kematian bagi sebagian dari kita, dan penahanan bagi yang lain,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa mereka telah dipukul balik dan dikepung oleh tentara Rusia.

Baca juga: Ukraina Terkini: Situasi Genting di Mariupol, Pasukan Ukraina Dikepung dan Diblokir

Marinir Mariupol berujar, telah mempertahankan pelabuhan itu selama 47 hari dan melakukan segala yang mungkin hingga tidak mungkin untuk mempertahankan kendali kota.

Sementara itu pasukan Rusia mengatakan, pertempuran baru-baru ini berpusat di sekitar pabrik besi dan baja Azovstal di kota itu dan di pelabuhan.

Menurut marinir Mariupol, di situlah Rusia secara bertahap memukul mundur dan mengepungnya dengan api, lalu sekarang mencoba menghancurkan mereka.

Sekitar setengah dari anak buahnya terluka, kata brigade itu dikutip dari AFP.

"Banyaknya jumlah orang yang terluka hampir setengah dari brigade. Mereka yang anggota tubuhnya tidak terkoyak kembali ke pertempuran."

"Semua infanteri tewas dan pertempuran tembak-menembak sekarang dilakukan oleh pasukan artileri, penembak anti-pesawat, operator radio, pengemudi, dan juru masak. Bahkan orkestra."

Baca juga: Ukraina: 90 Persen Infrastruktur Kota Mariupol Hancur, Rusia Serang dari Laut

Marinir Mariupol juga mengeluhkan kurangnya dukungan dari pimpinan militer Ukraina. "Tidak ada yang mau berkomunikasi dengan kami lagi karena kami sudah dihapus."

Namun, panglima angkatan bersenjata Ukraina Valeriy Zaluzhny menulis di Facebook, "Hubungan dengan unit-unit pasukan pertahanan yang secara heroik menguasai kota itu stabil dan terjaga".

Tentara Ukraina melakukan segalanya untuk "menang dan menyelamatkan nyawa personel serta warga sipil di segala penjuru", tambahnya.

Mariupol mengalami pertempuran paling sengit sejak Rusia invasi Ukraina. Kota itu hampir rata dengan tanah.

Ribuan warga sipil diperkirakan tewas di Mariupol.

Pengungsi Mariupol menyuarakan kondisi kelaparan dan kedinginan yang mengerikan, dengan warga sipil bersembunyi di ruang bawah tanah.

Baca juga: Arti Penting Mariupol bagi Ukraina dan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com