Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2022, 21:36 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber BBC,AFP

KYIV, KOMPAS.com - Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan pada Senin (4/4/2022), bahwa 90 persen infrastruktur kotanya telah hancur setelah dikepung oleh pasukan Rusia.

"Kabar sedihnya adalah 90 persen infrastruktur di kota hancur dan 40 persen tidak dapat dipulihkan," kata Boichenko dalam konferensi pers.

Kota pelabuhan Mariupol di tenggara Ukraina diketahui telah dikepung pasukan Rusia sejak awal-awal invasi. 

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Akhirnya Akan Buka Koridor Kemanusiaan di Mariupol Hari Ini

Menurut dia, sekitar 130.000 orang masih terjebak di dalam Kota Mariupol, yang terus dihantam oleh pengeboman Rusia.

Sebelum pecahnya perang Rusia-Ukraina, sedikitnya ada 500.000 orang tinggal di kota di pantai Laut Azov itu.

"Tentara Rusia secara brutal menghancurkan Mariupol," kata Boichenko, dilansir dari AFP.

Dia menyebut, pengeboman tak henti-hentinya menerjang wilayah kota dengan menggunakan beberapa peluncur roket.

Menurut Boichenko, sebagian besar serangan di kota itu datang dari laut, di mana kapal-kapal Rusia ditempatkan.

“Kami berencana untuk mengevakuasi warga yang tersisa, tetapi kami tidak dapat melakukannya hari ini,” katanya.

Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kesulitan yang dihadapi oleh upaya evakuasi baru-baru ini.

Baca juga: Terkepung Rusia, Warga Kota Mariupol Mulai Saling Serang untuk Dapatkan Makanan dan Bensin

Mariupol telah dikepung dari pasukan Rusia selama lebih dari sebulan, meninggalkan penduduk untuk berjuang sendiri dalam kondisi yang telah dikecam oleh masyarakat internasional.

Sementara itu, dikutip dari BBC, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa timnya sekali lagi tidak dapat mencapai kota Mariupol untuk melakukan evakuasi pada hari Senin ini.

Kelompok tersebut telah mencoba tapi tanpa hasil selama berhari-hari untuk mengakses kota yang terkepung untuk mengawal banyak bus warga sipil kembali ke wilayah yang dikuasai pemerintah.

Puluhan ribu orang alhasil masih terjebak dengan akses terbatas ke makanan, air, dan listrik setelah berminggu-minggu pemboman berat Rusia.

Beberapa mobil dan bus pribadi telah berhasil melewati Zaporizhzhia, yang masih menerima pengungsi.

Baca juga: Ukraina Terkini: Zelensky Kunjungi Bucha, Tegaskan Rusia Lakukan Kejahatan Perang dan Genosida

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com