Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Omicron Surut, Jepang Akan Cabut Pembatasan Covid-19

Kompas.com - 16/03/2022, 12:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com – Jepang akan mengumumkan pencabutan pembatasan Covid-19 yang diberlakukan di Tokyo dan sejumlah prefektur lainnya.

Langkah tersebut diambil Jepang karena gelombang infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron terus surut, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (16/3/2022).

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dijadwalkan untuk berpidato dan diperkirakan akan mengumumkan pencabutan pembatasan pada 21 Maret, media lokal melaporkan.

Baca juga: Covid-19 Melonjak Lagi, China Lockdown 30 Juta Orang

Tokyo mencatat 7.836 kasus virus corona pada Selasa (15/3/2022), turun 12 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Gelombang Omicron telah menyebabkan rekor kasus infeksi harian di ibu kota dan di seluruh Jepang pada Februari.

Setelah melewati awal yang lambat, program vaksin Covid-19 dosis booster alias dosis ketiga telah dipercepat.

Kini, sekitar 71 persen populasi lansia Jepang yang rentan telah menerima dosis ketiga.

Baca juga: Menilik Kembali Strategi Nol Covid Saat China Catat Infeksi Terburuk dalam 2 Tahun Pandemi

Sejauh ini, Jepang telah memberlakukan pembatasan darurat di 18 dari 47 prefektur. Pembatasan tersebut membatasi jam buka restoran dan bisnis lainnya.

Para pejabat masih memperdebatkan apakah pembatasan dapat dicabut di Prefektur Osaka karena masih tingginya angka rawat inap di sana, NHK melaporkan.

"Sejumlah permintaan layanan akan lancar jika pembatasan dicabut karena rumah tangga memiliki cukup banyak tabungan sekarang dan itu bertepatan dengan liburan musim semi," kata Daiju Aoki, kepala ekonom Jepang di UBS SuMi TRUST Wealth Management.

Di sisi lain, para pakar kesehatan mengatakan, gelombang Omicron saat ini belum berakhir dan varian baru bisa muncul kapan saja.

Baca juga: Kasus Covid-19 China Melonjak Tiga Kali Lipat dalam Dua Hari, 17,5 Juta Orang Lockdown Lagi

Tetapi, seorang profesor dari Universitas Tohoku, Hitoshi Oshitani, menuturkan bahwa pembatasan telah kehilangan keefektifannya pada perilaku publik.

"Kita perlu memiliki strategi yang berbeda untuk menekan penularan pada tahap ini," kata Oshitani yang juga merupakan penasihat utama respons pandemi Pemerintah Jepang.

"Masih terlalu dini untuk membahas semacam strategi keluar dari virus ini," sambung Oshitani.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Rusia Terus Naik, Terakhir Bertambah 44.989

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com