BEIJING, KOMPAS.com - Hampir 30 juta penduduk China harus berada di bawah kebijakan lockdown pada Selasa (15/3/2022).
Hal ini terjadi kerena kasus Covid-19 di berbagai wilayah di “Negeri Tirai Bambu” melonjak lagi.
Kenaikan kasus Covid-19 di China kini telah mendorong dilakukannya kembali tes massal dan petugas kesehatan berpakaian hazmat turun ke jalan-jalan dalam skala yang tak pernah terlihat sejak awal pandemi virus corona.
Baca juga: China Ungkap Tak Ingin Terkena Sanksi Barat Saat Dianggap Dukung Rusia
Dikutip dari AFP, Pemerintah China melaporkan 5.280 kasus Covid-19 baru pada Selasa.
Jumlah ini lebih banyak dua kali lipat dari temuan hari sebelumnya, karena varian Omicron yang sangat menular menyebar ke seluruh negara yang berpegang teguh pada strategi “nol-Covid-19” itu.
Strategi yang berporos pada lockdown lokal yang ketat dan telah membuat China hampir terputus dari dunia luar selama dua tahun itu tampaknya melampaui batas ketika varian Omicron menemukan jalannya ke komunitas.
Setidaknya 13 kota di China telah diberlakukan kebijakan lockdown total pada Selasa, dan beberapa lainnya lockdown sebagian.
Pemerintah China melaporkan ada sekitar 15.000 kasus Covid-19 yang ditemukan secara nasional pada Maret.
Pejabat kesehatan China telah mendesak orang-orang di atas 60 tahun untuk divaksinasi -termasuk suntikan booster ketiga- sesegera mungkin.
Menurut data resmi Pemerintah China, sekitar 80 persen orang dalam kelompok usia itu telah divaksinasi ganda.
Baca juga: Tujuh Jam Diskusi Intens dengan China, AS Ungkap Kekhawatiran Mendalam
Tetapi, Beijing dengan cemas mengawasi situasi di perbatasan di Hong Kong, yang sekarang memiliki tingkat kematian virus tertinggi di dunia karena rendahnya inokulasi di antara yang penduduk usia tua.
Pejabat kesehatan Jiao Yahui mengatakan dalam konferensi pers pada Selasa, bahwa "risiko penyakit parah sangat tinggi" untuk orang-orang dalam kelompok usia tersebut.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, Provinsi Jilin di wilayah timur laut negara tersebut menjadi provinsi yang paling parah dilanda Omicron dengan lebih dari 3.000 kasus baru pada Selasa.
Penduduk beberapa kota di sana termasuk ibu kota provinsi Changchun (rumah bagi 9 juta orang), berada di bawah perintah tinggal di rumah.
Pejabat kesehatan setempat mengatakan lebih dari 8.200 warga Jilin kini telah dirawat di rumah sakit, dengan sebagian besar menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala.
Shenzhen, pusat teknologi selatan berpenduduk 17,5 juta orang, tiga hari telah lockdown dengan banyak pabrik tutup dan rak supermarket kosong, sementara kota terbesar China Shanghai berada di bawah kisi pembatasan.
Baca juga: Menilik Kembali Strategi Nol Covid Saat China Catat Infeksi Terburuk dalam 2 Tahun Pandemi
Pejabat kota Shanghai mengatakan pada konferensi pers Selasa, bahwa "tidak perlu mengunci Shanghai saat ini", alih-alih memilih tindakan yang lebih "tepat".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.