Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toko Swalayan di Hong Kong Batasi Pembelian Bahan Pokok dan Obat

Kompas.com - 04/03/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

HONG KONG, KOMPAS.com - Dua jaringan toko swalayan terbesar di Hong Kong mulai membatasi pembelian makanan dan obat-obatan pada Jumat (4/3/2022) untuk mencegah aksi borong masyarakat.

Selama sepekan terakhir, warga di kota itu berebut membeli kebutuhan pokok karena khawatir dengan isu penutupan wilayah (lockdown) ketika kasus Covid-19 melonjak.

Jaringan swalayan ParknShop mengumumkan batasan maksimal lima barang kebutuhan pokok seperti beras, makanan kaleng, dan kertas tisu.

Baca juga: Panic Buying Terjadi di Hong Kong, Warga Khawatir Akan Lockdown Ketat Jelang Tes Covid Massal

Apotek Watsons juga menerapkan batasan yang sama untuk obat nyeri, demam, dan flu, media setempat melaporkan.

Pada Rabu (2/3/2022), ParknShop mengumumkan jam buka toko yang lebih singkat. Beberapa cabangnya menutup toko pada pukul 15.00 waktu setempat.

Pada jam-jam itu, banyak toko telah kehabisan stok daging segar dan beku serta sayur-sayuran dalam beberapa hari terakhir.

Kedua jaringan toko itu adalah anak usaha konglomerat Hong Kong yang terdaftar di bursa, CK Hutchison.

Baca juga: Kamar Mayat di Hong Kong Penuh Saat Kematian Covid-19 Melonjak

Para pejabat setempat telah berkali-kali mendesak masyarakat untuk tidak panik memborong bahan pokok karena stok mencukupi.

Di tengah keluhan publik terhadap pernyataan pejabat yang membingungkan, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam sebelumnya mengatakan bahwa pemerintahannya tak berencana memberlakukan lockdown total, tapi akan menerapkan kewajiban tes Covid-19 kepada 7,4 juta penduduknya.

Pemerintah akan mengumumkan rincian rencana itu jika sudah selesai, kata dia.

Pihak berwenang pada Kamis melaporkan rekor 56.827 kasus baru dan 144 kematian akibat Covid-19, meningkat eksponensial dari sekitar 100 kasus pada awal Februari.

Baca juga: Hong Kong Tes Massal 7 Juta Warganya, Target 1 Juta Per Hari

Lonjakan kasus dan kekhawatiran pada lockdown telah mendorong orang-orang untuk keluar dari kota itu, di mana pemerintah bersandar pada kebijakan nol dinamis dalam penanganan wabah.

Banyak restoran dan toko tutup, sementara distrik keuangan di sana sangat sepi dan hanya segelintir orang yang terlihat berjalan di kawasan yang biasanya ramai.

Menyoroti frustrasi publik yang terus meningkat, pebisnis terkemuka dan penasihat pemerintah Allan Zeman mengatakan pada Selasa bahwa reputasi internasional Hong Kong sudah "sangat rusak" dan kekhawatiran disebabkan oleh pesan-pesan yang membingungkan.

Baca juga: Kisah Pilu Para Orang Tua Hong Kong, Harus Rela Dipisahkan dari Bayinya yang Positif Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com