Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basmah binti Saud, Putri Raja Kedua Arab Saudi, Dibebaskan Setelah 3 Tahun Dipenjara

Kompas.com - 09/01/2022, 21:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

RIYADH, KOMPAS.com - Pihak berwenang Arab Saudi akhirnya membebaskan seorang putri dan putrinya yang telah ditahan tanpa tuduhan selama hampir tiga tahun.

Putri Basmah binti Saud bin Abdulaziz al-Saud, 57 tahun, seorang advokat hak asasi manusia yang vokal dan anggota keluarga kerajaan, hilang pada Maret 2019 bersama dengan putrinya, Souhoud al-Sharif.

Baca juga: Mengintip Para Pemenang Kontes Kecantikan Unta di Arab Saudi tahun 2022

"Kedua wanita itu dibebaskan dari pemenjaraan sewenang-wenang, dan tiba di rumah mereka di Jeddah pada Kamis 6 Januari 2022," kata penasihat hukumnya Henri Estramant, melansir Guardian Minggu (9/1/2022).

“Sang putri baik-baik saja tetapi akan meminta (pemeriksaan) ahli medis. Dia tampak lelah tetapi dalam semangat yang baik, dan bersyukur dapat bersatu kembali dengan putra-putranya secara langsung.”

Pemerintah Arab Saudi belum memberikan komentar tentang pembebasannya. Meski kerajaan itu tidak pernah secara terbuka berkomentar tentang kasus ini.

Pada 2020, Putri Basmah mengatakan melalui media sosial bahwa dia dipenjara di ibu kota Riyadh selama lebih dari setahun dan jatuh sakit.

Dia menuntut agar penguasa saat ini dan sepupunya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, membebaskannya dan memberikan perawatan medis.

Baca juga: Arab Saudi Siapkan 34 Jalur untuk Jemaah Umrah di Area Tawaf

Dia mengklaim ditahan tanpa tuduhan di penjara al-Ha'ir, di mana banyak tahanan politik lainnya telah ditahan.

Baik dia maupun anak perempuannya tidak menerima penjelasan atas penangkapan mereka. Padahal permohonan untuk penjelasan itu berulang kali diajukan ke pengadilan kerajaan, dan kepada pamannya, Raja Salman.

Anak bungsu dari mendiang Raja Saud (Raja Kedua Arab Saudi) ini telah vokal mengkritik perlakuan kerajaan terhadap wanita.

Dia berencana bepergian ke luar negeri untuk perawatan medis sekitar waktu penangkapannya pada akhir Februari 2019.

Dia baru diberitahu setelah penahanannya, bahwa dia dituduh mencoba memalsukan paspor, menurut seorang kerabat dekat pada saat itu. Sementara terkait kondisi penyakitnya tidak pernah diungkapkan.

Setelah pembebasannya, kelompok hak asasi ALQST untuk Hak Asasi Manusia mengatakan: “Dia tidak diizinkan mendapat perawatan medis yang dia butuhkan untuk kondisi yang berpotensi mengancam jiwa. Selama penahanannya tidak ada tuduhan yang ditujukan padanya.”

Baca juga: Pemandangan Pegunungan di Arab Saudi yang Diselimuti Salju sejak Tahun Baru

Pangeran Mohammed bin Salman (Pangeran MBS) telah mengawasi upaya reformasi sejak ia ditunjuk oleh ayahnya Raja Salman pada Juni 2017, dengan mengorbankan pewaris takhta yang ditunjuk sebelumnya, Mohammed bin Nayef.

Reformasi dilakukan, termasuk mencabut larangan selama puluhan tahun terhadap perempuan mengemudi dan pelonggaran atas aturan "perwalian" yang memberi laki-laki otoritas sewenang-wenang atas kerabat perempuan.

Tetapi pihak berwenang Arab Saudi juga telah menindak para pembangkang dan bahkan calon lawan, mulai dari pengkhotbah hingga aktivis hak-hak perempuan, bahkan bangsawan.

Dalam kesaksian tertulis kepada PBB pada 2020, keluarga Putri Basmah mengatakan penahanannya kemungkinan besar disebabkan oleh “sepak terjangnya sebagai pengkritik pelanggaran (hak asasi manusia) yang blak-blakan”.

Dia juga dianggap sebagai sekutu Mohammed bin Nayef, tambah kesaksian tertulis PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com