Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netizen Malaysia Heboh, Muncul Tawaran Status Vaksinasi Palsu Harga Rp 8,5 Juta

Kompas.com - 08/01/2022, 11:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Netizen Malaysia dihebohkan unggahan di Twitter berupa tawaran status vaksinasi palsu yang bisa ditebus dengan harga 2.500 ringgit (Rp 8,5 juta).

Pengguna Twitter @FatinRazzaq_ mengunggah tangkapan layar dari percakapan perpesanan singkat tentang bagaimana seseorang dapat mengubah statusnya di aplikasi MySejahtera tanpa benar-benar divaksinasi.

MySejahtera merupakan aplikasi yang dibuat Pemerintah Malaysia untuk membantu mengawasi penularan Covid-19. Aplikasi tersebut semacam PeduliLindungi di Indonesia.

Baca juga: Seorang Wakil Jaksa yang Menentang Mandat Vaksin Meninggal karena Covid-19

Dia menuturkan, tangkapan layar percakapan tersebut diambil dari grup Telegram anti-vaksin Malaysia.

Berdasarkan tangkapan layar itu, klien hanya perlu memberikan nama lengkap dan kartu identitas mereka untuk mengubah status di akun aplikasi MySejahtera.

Pesan tersebut juga meyakinkan calon klien bahwa mereka dapat bebas tanpa khawatir karena status vaksinasi akan diperbarui dari waktu ke waktu.

Disebutkan bahwa pembayaran untuk tindakan ilegal tersebut adalah 2.500 ringgit atau sekitar Rp 8,5 juta.

Baca juga: Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis Keempat di Israel Disebut Bisa Tingkatkan Antibodi 5 Kali Lipat

Setelah transaksi selesai, klien hanya perlu menunggu tujuh sampai 14 hari untuk memperbarui status mereka di MySejahtera.

Tawaran itu juga mengeklaim bahwa hasil "jasa" tersebut dapat digunakan di mana-mana dan aman meskipun ada pemeriksaan.

“Semua detail akan menjadi informasi rahasia, dan aktivitas ini harus dirahasiakan demi keselamatan semua orang yang terlibat,” bunyi tawaran itu.

Mereka bahkan menyebutkan bahwa siapa pun bisa mendapatkan diskon jika bisa mendapatkan lebih dari lima orang yang juga ingin mendapatkan layanan ilegal tersebut.

Baca juga: Kebun Binatang di Chile Beri Vaksin Covid-19 Dosis Kedua untuk Harimau dan Orang Utan

Tangkapan layar percakapan di grup Telegram anti-vaksin Malaysia tersebut membuat kehebohan sebagaimana dilansir World of Buzz.

Para pengguna Twitter tak habis pikir kenapa ada orang yang mau membayar uang segitu hanya untuk mengubah status vaksinasi, padahal vaksin Covid-19 disediakan gratis.

“Sangat disayangkan. Mereka harus membayar begitu banyak untuk berbohong, ketika vaksinnya gratis,” tulis seorang pengguna Twitter.

Baca juga: Israel Mulai Berikan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat ke Lansia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com