Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Afrika Selatan Laporkan Bukti Baru soal Varian Omicron

Kompas.com - 11/12/2021, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PRETORIA, KOMPAS.com – Sejumlah ilmuwan dari Afrika Selatan melaporkan perkembangan terbaru mengenai varian Omicron.

Mereka menyebutkan, berdasarkan bukti yang mereka dapat sejauh ini, varian Omicron tidak menimbulkan gejala parah senagaimana dilansir Reuters, Jumat (10/12/2021).

Data rumah sakit menunjukkan, bahwa pasien Covid-19 tengah meningkat tajam di lebih dari setengah dari sembilan provinsi di negara itu.

Baca juga: Skotlandia Terancam Hadapi Tsunami Varian Omicron

Tetapi, kasus kematian tidak meningkat drastis dan indikator lain seperti rata-rata lama rawat inap di rumah sakit juga tidak menunjukkan peningkatan.

Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa perlu lebih banyak waktu lagi untuk sampai pada kesimpulan yang pasti.

Menteri Kesehatan Joe Phaahla mengatakan, menurut data awal, memang ada peningkatan kasus rawat inap di rumah sakit.

“Sepertinya itu murni karena angkanya dan bukan sebagai akibat dari keparahan varian Omicron,” kata Phaahla.

Baca juga: Menengok Isi Lab Lancet Afrika Selatan, Tempat Ditemukannya Varian Omicron

Dalam beberapa hari terakhir, Afrika Selatan melaporkan rata-rata harian sekitar 20.000 kasus Covid-19 per hari.

Pada Kamis (9/12/2021), negara tersebut melaporkan19.018 kasus Covid-19 baru menurut data dari Institut Penyakit Menular Nasional, tetapi hanya 20 kematian baru.

Gelombang keempat di Afrika Selatan saat ini belum mencapai puncaknya dibandingkan gelombang ketiga yang pernah melampaui 26.000 kasus dalam sehari karena varian Delta.

Sejauh ini, baru 38 persen orang dewasa di Afrika Selatan yang divaksin dosis penuh. Namun, tingkat vaksinasi tersebut lebih banyak daripada di banyak negara Afrika lainnya.

Baca juga: Omicron Meningkat, Skotlandia Minta Warganya Tunda Pesta Natal 2021

Baru-baru ini, beberapa pengiriman vaksin tertunda karena karena laju vaksinasi mulai melambat.

Di sisi lain, Pemerintah Afrika Selatan juga mengumumkan rencana vaksinasi dosis booster karena kasus Covid-19 harian mendekati level tertingginya.

Wakil Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Nicholas Crisp mengatakan, dosis booster vaksin Pfizer-BioNTech akan tersedia selang enam bulan setelah individu menerima dosis kedua.

Dosis booster dari Johnson & Johnson, yang sudah tersedia untuk petugas kesehatan dalam studi penelitian, akan segera diluncurkan ke individu lain.

Crisp membantah bahwa menawarkan dosis booster adalah cara untuk menghabiskan stok vaksin.

Baca juga: Pfizer-BioNTech Klaim Dosis Booster Mampu Tangkal Omicron

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com