Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jas Hujan, Awalnya Ternyata Berbahan Jerami

Kompas.com - 07/12/2021, 17:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

 

KOMPAS.com - Di musim hujan, Anda sering memakai jas hujan, tapi Anda mungkin tak tahu bahwa jas hujan pertama di dunia tak dibuat dengan bahan seperti saat ini.

Salah satu jas hujan paling awal dirancang di China Kuno, seperti terdokumentasikan dalam sejarah China melalui puisi yang ditulis sekitar tahun 1000 masehi.

Bentuk awal jas hujan adalah jubah yang terbuat dari jerami atau rumput.

Baca juga: Musim Hujan, Jangan Gunakan Jas Hujan Ponco saat Berkendara Motor

Dilansir berbagai sumber, para petani China zaman dulu mengenakan jubah ini agar tetap bisa bekerja di ladang atau sawah saat musim hujan.

Meski bisa melindungi dari basah, jubah ini sangat berat dan kaku.

Untuk mengatasi itu, masyarakat kemudian menggunakan metode lain untuk jas hujan.

Metode yang digunakan kemudian adalah mengolesi minyak pada kain sutra ringan agar air tidak terserap pada kain.

Ada pula warga yang mengembangkan anyaman rumput atau daun yang masih segar. Cara ini membuat mantel hujan lebih ringan.

Baca juga: Cara Merawat Jas Hujan yang Tepat agar Tidak Rusak dan Bau Apek

Seperti sempat diulas Kompas.com (2019), sekitar tahun 1200 masehi, orang Amazon juga tercatat menggunakan ekstrak seperti lateks dari pohon karet untuk membuat anti air primitif.

Ekstrak tersebut kemudian dioleskan pada alas kaki dan pakaian mereka sehingga menciptakan efek seperti jas hujan modern.

Saat orang Eropa menemukan Amerika Selatan sekitar tahun 1700-an, mereka mengikuti cara warga pribumi.

Sayangnya, karet menjadi lengket ketika cuaca panas dan kaku pada udara dingin.

Baca juga: Habis Dipakai, Jangan Langsung Simpan Jas Hujan di Bawah Jok Motor

Terobosan dalam pembuatan jas hujan diciptakan Charles Macintosh, ahli kimia Skotlandia pada tahun 1823.

Dia membuat metode baru dengan karet untuk membuat pakaian tahan air.

Karet yang digunakan untuk melapisi pakaian ala Macintosh terlebih dahulu dilarutkan dalam nafta, zat yang berasal dari "memasak" batubara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Pasca Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com