Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KTT G20, Ini 5 Poin Kesepakatan dari Pertemuan di Italia

Kompas.com - 01/11/2021, 16:34 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

ROMA, KOMPAS.com - Pertemuan G20 yang melibatkan pemimpin dari 19 negara dan Uni Eropa telah berakhir di Roma, Italia, Minggu kemarin (31/10/2021).

Kelompok G20 yang menyumbang 80 persen dari emisi dunia telah mencapai sejumlah kesepakatan untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk janji untuk mengurangi emisi dan kandungan berbahaya bagi lingkungan.

Selain masalah iklim, berikut sejumlah hal yang juga terjadi saat konferensi berlangsung.

Baca juga: Indonesia Akan Menjadi Presidensi G20, Apa Itu?

1. Indonesia undang pemimpin dunia ke Bali

Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Joko Widodo pada penutupan pertemuan G20 di Roma.KOMINFO.GO.ID via ABC INDONESIA Perdana Menteri Italia Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Joko Widodo pada penutupan pertemuan G20 di Roma.
Italia telah menyerahkan kepemimpinan G20 kepada Indonesia dalam KTT G20 yang digelar di Roma, Minggu kemarin (31/10/2021).

Indonesia memegang kepemimpinan G20 untuk pertama kalinya dengan rencana pertemuan pemimpin G20 akan digelar di Bali pada akhir Oktober 2022.

Presiden Joko Widodo menyatakan komitmen Indonesia sebagai pemimpin G20 adalah untuk membantu upaya bersama dalam pemulihan ekonomi, yakni "Recover Together, Recover Stronger", dengan pembangunan yang berfokus pada manusia, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Upaya tersebut harus dilakukan dengan cara luar biasa, terutama melalui kolaborasi dunia yang lebih kokoh, dan inovasi yang tiada henti," ujar Presiden Jokowi seperti dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Baca juga: Indonesia Resmi Pimpin G20, Jokowi Undang Pemimpin Dunia ke Bali 2022

2. Kerja sama ekonomi hijau antara Indonesia dan Australia

Presiden Joko Widodo dan PM Scott Morrison mengadakan pertemuan bilateral saat pertemuan G20 di Roma, Italia.SETKAB.GO.ID via ABC INDONESIA Presiden Joko Widodo dan PM Scott Morrison mengadakan pertemuan bilateral saat pertemuan G20 di Roma, Italia.
Anda mungkin sudah melihat foto Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison di jejaring sosial saat keduanya bertemu di G20.

Ada sejumlah hal yang mereka bahas. Salah satunya, Presiden Jokowi ingin agar kedua negara bekerja sama dalam pembangunan ekonomi hijau dan transisi energi.

Presiden Jokowi mendorong agar ada sejumlah kerja sama nyata, di antaranya di sektor digital, transisi energi dan inklusi keuangan bagi usaha kecil menengah dan perempuan.

Saat keduanya berjumpa, Presiden Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Australia bagi Indonesia selama pandemi Covid-19, khususnya bantuan vaksin.

"(Sebanyak) 1,2 juta dosis vaksin telah tiba minggu lalu dan kami sambut baik rencana kedatangan 10,5 juta dosis vaksin," ujar Presiden Jokowi, yang juga mengatakan kondisi Covid-19 di Indonesia sudah membaik dengan positivity rate di bawah satu persen dan lebih dari 185 juta vaksinasi.

Presiden Jokowi juga mengusulkan pembentukan vaccinated travel lane (VTL) dengan Australia demi mempercepat pemulihan ekonomi, termasuk untuk pengakuan sertifikat vaksin.

Baca juga: Jokowi Bertemu PM Australia Bahas Vaksinasi, lalu Temui Presiden Perancis Bicarakan Pertahanan

3. Ada ketegangan antara Australia dan Perancis

PM Morrison dan Presiden Macron bertemu saat pertemuan pemimpin G20 di Italia, meski pengamat mengatakan hubungan keduanya sedang tegang.KANTOR PERDANA MENTERI AUSTRALIA/ADAM TAYLOR via ABC INDONESIA PM Morrison dan Presiden Macron bertemu saat pertemuan pemimpin G20 di Italia, meski pengamat mengatakan hubungan keduanya sedang tegang.
Presiden Perancis Emmanuel Macron menuduh PM Scott Morrison berbohong tentang kontrak kapal selam senilai 90 miliar dollar AS yang dibatalkan enam minggu lalu.

Pernyataan Presiden Macron itu dilontarkan menjawab pertanyaan wartawan ABC di sela-sela pertemuan KTT G20.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com