Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merck Lepas Paten Pil Covid-19 Miliknya, Izinkan Pembuat Obat Lain Produksi Molnupiravir

Kompas.com - 28/10/2021, 18:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

LONDON, KOMPAS.com - Perusahaan farmasi Merck setuju untuk mengizinkan pembuat obat lain memproduksi pil Covid-19.

Langkah ini diharapkan akan membantu jutaan orang di negara-negara miskin mendapatkan akses ke obat Covid-19 yang berpotensi menyelamatkan jiwa.

Baca juga: WHO: Eropa Kembali Catat Sebagian Besar Kasus dan Kematian Covid-19 Dunia Pekan Lalu

Medicines Patent Pool mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian lisensi sukarela untuk molnupiravir dengan Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics, melansir AP pada Rabu (27/10/2021).

Perjanjian tersebut akan memungkinkan Medicines Patent Pool memberikan lisensi lebih lanjut, kepada perusahaan yang memenuhi syarat yang disetujui untuk membuat obat tersebut.

Tidak ada pembuat obat yang akan menerima royalti berdasarkan perjanjian selama Organisasi Kesehatan Dunia menganggap Covid-19 sebagai keadaan darurat global.

Molnupiravir adalah pil pertama yang terbukti dapat mengobati penyakit ini.

Charles Gore, direktur eksekutif Medicines Patent Pool, mengatakan hasil awal untuk molnupiravir “menarik”.

Dia berharap perjanjian lisensi sukarela pertama untuk pengobatan Covid-19 ini akan mengarah pada yang lain.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Singapura Pecah Rekor Tembus Angka 5.000

Meskipun permintaan berulang kali dari pemerintah dan pejabat kesehatan, tidak ada pembuat vaksin yang menyetujui kesepakatan serupa.

Sebuah hub yang didirikan oleh WHO di Afrika Selatan, yang dimaksudkan untuk berbagi resep dan teknologi vaksin RNA messenger, belum menarik satu pun farmasi untuk bergabung.

Merck telah meminta pilnya dilisensikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS dan Badan Obat-obatan Eropa, keputusan yang dapat diambil dalam beberapa minggu.

Merck melaporkan bulan ini bahwa molnupiravir mengurangi rawat inap dan kematian hingga setengahnya, di antara pasien dengan gejala awal Covid-19.

Hasilnya sangat kuat sehingga para ahli medis independen yang memantau uji coba merekomendasikan untuk menghentikannya lebih awal.

Baca juga: Singapura Selidiki Lonjakan Covid-19 yang Luar Biasa

Pil Covid-19 ini dapat menjadi terobosan baru, karena bisa diminum orang di rumah untuk mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan.

Keberhasilannya diharap akan mengurangi beban kasus yang menghancurkan fasilitas kesehatan dan membantu mengekang wabah di negara-negara miskin dengan sistem perawatan kesehatan yang lemah.

Pil Covid-19 ini juga akan meningkatkan pendekatan penanganan dua cabang terhadap pandemi, yakni perawatan melalui pengobatan dan pencegahan, dan terutama melalui vaksinasi.

Badan amal Doctors Without Borders menyambut baik kesepakatan yang dicapai Merck untuk membagikan pil Covid-19-nya, tetapi mengatakan itu tidak cukup.

“Lisensi tersebut mengecualikan negara-negara berpenghasilan menengah-atas utama seperti Brasil dan China dari wilayah pembuatnya, di mana terdapat kapasitas yang kuat dan mapan untuk memproduksi dan memasok obat-obatan antivirus,” kata Yuanqiong Hu, penasihat hukum dan kebijakan senior di Doctors Without Borders yang menyebut kesepakatan itu "mengecewakan."

Baca juga: China Bangun Kompleks Karantina Covid-19 Seukuran 46 Lapangan Sepak Bola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com