Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Yakini Xi Jinping Kali Ini Akan Patuhi Zona Identitas Pertahanan Udara Taiwan

Kompas.com - 06/10/2021, 11:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden meyakini Presiden China Xi Jinping akan patuhi zona identitas pertahanan udara (ADIZ) Taiwan.

Pada Selasa (5/10/2021), Biden mengatakan bahwa ia dan Xi telah membahas masalah "provokasi China atas Taiwan", karena pesawat militer "Negeri Tirai Bambu" yang diterbangkan dalam skala besar ke zona identitas pertahanan udara Taipei.

“Saya sudah berbicara dengan Xi tentang Taiwan,” kata Biden di Gedung Putih, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Presiden Taiwan Peringatkan Konsekuensi Serius jika Negaranya Jatuh ke Tangan China

“Kami setuju, kami akan mematuhi perjanjian Taiwan (soal ADIZ), dan kami menjelaskan bahwa saya tidak berpikir dia (Xi) harus melakukan apa pun selain mematuhi perjanjian,” imbuh Biden.

Pada Senin (4/10/2021), Taiwan mengatakan bahwa pihaknya melacak ada 56 pesawat militer China masuk ke zona identitas pertahanan udaranya, yang mendorong kementerian pertahanan mengerahkan jet tempur sebagai tanggapan.

Aksi militer China tersebut adalah manuver terbaru dari serangkaian provokasi di wilayah pertahanan Taiwan.

Tercatat pada 2021, China telah meningkatkan kegiatan militer lintas selat dengan jumlah insiden dua kali lipat dari 2020.

Amerika Serikat sebenarnya tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh hukum untuk melindungi Taiwan serta merupakan sumber dukungan militer dan politik terbesar.

Baca juga: Taiwan Bersiap Perang Melawan China dan Meminta Bantuan Australia

Sementara, AS tidak memiliki kesepakatan khusus dengan China tentang hubungan lintas selat.

Pada Rabu (6/10/2021), Menteri Pertahanan China Chiu Kuo-cheng mengatakan bahwa ketegangan lintas selat berada pada kondisi terburuk dalam 40 tahun.

Kemudian, Chiu Kuo-cheng mengantisipasi bahwa China akan bisa melakukan invasi skala penuh ke Taiwan pada 2025.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen sebelumnya menulis tentang "konsekuensi bencana" bagi kawasan Asia Pasifik, jika Taiwan jatuh ke tangan China.

“Jika demokrasi dan cara hidupnya terancam, Taiwan akan melakukan apa pun untuk mempertahankan diri,” kata Tsai dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Selasa (5/10/2021) di jurnal terkemuka, Foreign Affairs.

Baca juga: Rekor Lagi, China Terbangkan 56 Pesawat Militer ke Langit Taiwan

Menanggapi artikel Tsai, Global Times yang merupakan media pemerintah China menuduh presiden Tsai Ing-wen dan partainya (Partai Progresif Demokratik/DPP) mengubah demokrasi Taiwan menjadi “ideologi ekstrem”.

"Nasib mereka pasti akan menjadi malapetaka ketika mereka berusaha untuk memisahkan Taiwan dari China," kata surat kabar Partai Komunis dalam sebuah editorialnya itu, yang juga menuangkan cemoohan pada AS dan sekutu barat Taiwan.

Global Time mengatakan bahwa semakin jauh otoritas DPP berkolusi dengan kekuatan eksternal, maka semakin dekat mereka akan jatuh.

"Tidak ada kekuatan di dunia ini yang memiliki keinginan untuk 'membela Taiwan' lebih kuat dari pada China, untuk melawan pemisahan diri dan mencapai reunifikasi," ungkap Global Times.

"Tidak ada kekuatan yang berani atau mau berjuang sampai mati melawan ekonomi terbesar kedua di dunia, serta melawan tenaga nuklir untuk mencegah reunifikasi China,” imbuhnya.

Baca juga: Siap Perang Lawan China, Taiwan Minta Bantuan Australia


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com