Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Sementara Akan Adopsi Konstitusi Monarki 1964, dengan Sejumlah Pembatasan

Kompas.com - 29/09/2021, 11:08 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Taliban mengatakan untuk sementara waktu akan mengadopsi konstitusi 1964, yang memberi perempuan hak untuk memilih, tetapi menghilangkan elemen apa pun yang tidak mereka setujui.

Dalam pernyataannya, Penjabat Menteri Kehakiman Taliban mengatakan kelompok militan itu berencana memperkenalkan konstitusi yang digunakan selama masa keemasan demokrasi Afghanistan yang berumur pendek, tetapi hanya sebentar dan dengan amendemen.

Baca juga: Menhan AS Mengaku Terkejut Pasukan Afghanistan Runtuh di Hadapan Taliban

"Imarah Islam akan mengadopsi konstitusi masa mantan Raja Mohammad Zahir Shah untuk sementara waktu," kata Mawlavi Abdul Hakim Sharaee pada Selasa (28/9/2021) melansir AFP.

Tetapi apa pun dalam teks yang ditemukan bertentangan dengan hukum Syariah dan prinsip-prinsip Imarah Islam akan dibuang, tambahnya.

Hampir enam dekade lalu, sebelum negara adidaya dunia campur tangan di negara itu, Afghanistan menikmati periode singkat monarki konstitusional pada masa pemerintahan Raja Mohammad Zahir Shah.

Raja meratifikasi konstitusi setahun setelah berkuasa pada 1963. Pada masa ini Afghanistan mengalami hampir satu dekade demokrasi parlementer sebelum ia digulingkan pada 1973.

Baca juga: POPULER GLOBAL: 9 dari 10 Gadis Remaja di Malaysia Kecanduan Seks | Taliban Eksekusi Mantan Pemimpin ISIS-K

Konstitusi 1964, memberi perempuan hak untuk memilih untuk pertama kalinya dan membuka pintu bagi peningkatan partisipasi mereka dalam politik, yang akan tampak tidak cocok dengan pandangan garis keras Taliban.

Kelompok itu, yang meraih kekuasaan pada pertengahan Agustus, telah bersumpah akan melakukan pendekatan yang lebih lembut dan lebih inklusif daripada selama pemerintahan brutal mereka 1996 hingga 2001.

Ketika itu, perempuan Afghanistan sebagian besar dikucilkan dari kehidupan publik, termasuk pekerjaan dan pendidikan.

Tetapi ketika mereka mempresentasikan pemerintahan sementara mereka awal bulan ini, semua posisi teratas jatuh ke tangan milisi sementara tidak ada wanita yang disertakan.

Baca juga: Taliban Tak Lagi Izinkan Perempuan Afghanistan Mengajar atau Kuliah di Universitas

Setelah menderita melalui pendudukan Soviet pada 1980-an, diikuti oleh perang saudara dan kemudian pemerintahan Taliban yang keras, Afghanistan sekali lagi mengadopsi konstitusi setelah invasi pimpinan AS pada 2001.

Tetapi, Taliban memilih untuk tidak mengembalikan monarki lama, sebaliknya menyetujui teks baru pada 2004 yang mempertimbangkan kepresidenan dan mengabadikan persamaan hak bagi perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com