KOMPAS.com - Dalam pengakuan resmi pertamanya, Departemen Luar Negeri AS telah memberikan laporan rinci tentang operasi rahasia besar yang diluncurkan CIA di Indonesia selama tahun 1950-an.
Operasi rahasia itu, disebut dipicu kekhawatiran pengaruh komunis yang mulai tumbuh di masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Dilansir LA Times, dokumen sejarah setebal 600 halaman ini menunjukkan bahwa pemerintahan presiden AS saat itu, Dwight D Eisenhower, yang menjabat hingga 1961, sempat melakukan operasi intelijen rahasia.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Dwight D Eisenhower, Presiden AS ke-34
Mereka mendukung pemberontak anti-komunis di Indonesia yang, dalam beberapa hal, juga merupakan cikal bakal operasi Teluk Babi melawan Kuba.
William Z Slany, sejarawan resmi Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa sebelumnya, Departemen Luar Negeri tidak pernah mempublikasikan informasi tentang operasi rahasia CIA, kecuali beberapa kegiatan intelijen di Vietnam pada awal 1960-an.
Indonesia adalah operasi intelijen Perang Dingin yang lebih khas. Di depan umum, AS mempertahankan hubungan diplomatik yang normal dengan pemerintah Soekarno di Jakarta.
Sementara itu, Administrasi Eisenhower diam-diam campur tangan dalam tindakan militer terhadapnya.
Baca juga: Saat Soekarno Dibuat Kesal Menunggu Presiden AS Eisenhower
Menteri Luar Negeri John Foster Dulles mengatakan pada satu pertemuan penting bahwa Soekarno, "berbahaya, tidak dapat dipercaya, dan rentan terhadap cara berpikir komunis."
Maka, pada awal tahun 1958, AS mulai secara diam-diam memasok dan mendukung kelompok-kelompok militer pembangkang di pulau-pulau terluar Indonesia, Sumatra, dan Sulawesi.
“Ada banyak bukti bahwa AS mendorong dan mendukung pemberontakan, sampai jelas bahwa pemberontakan itu gagal,” ujar sejarawan Departemen Luar Negeri.
Sejarawan mengatakan bahwa fakta bahwa CIA melakukan operasi rahasia di Indonesia sudah diketahui.
Baca juga: Keterlibatan Jerman dalam Aksi Pembantaian Massal Pasca G30S-1965 di Indonesia
Indonesia mulai mengeluh tentang kegiatan CIA setelah menembak jatuh dan menangkap seorang pilot Amerika, Allen Pope, yang membom sasaran militer untuk mendukung pemberontak.
Howard P Jones, duta besar Amerika untuk Indonesia, kemudian menulis sebuah buku di mana dia mengakui, dan mengkritik, operasi intelijen rahasia itu.
Tetapi, dokumen Departemen Luar Negeri yang baru mengumumkan untuk pertama kalinya bahwa ada pengambilan keputusan Administrasi Eisenhower, makalah kebijakan internal dan laporan pertemuan di mana operasi rahasia direncanakan dan diluncurkan.
Direktur CIA saat itu, Allen Dulles, duduk di semua sesi strategi utama, mencoba mengatur detail sehari-hari dari tanah Asia yang dilihatnya melalui mata Barat.