KOMPAS.com - Disebut yang paling aman, tapi justru jadi yang amat mengancam. Dunia penerbangan memang selalu punya paradoks semacam itu.
Kengerian jatuh dan kecelakaan pesawat, terus membayangi. Ini membuat transportasi pesawat seakan tak seratus persen aman.
Berikut sejumlah kecelakaan udara besar yang melibatkan penerbangan komersial. Dilansir Cleartrip, kecelakaan ini disebabkan kegagalan mekanis, kesalahan manusia, atau kondisi iklim.
Baca juga: [HOAKS] Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air pada 10 September 2021, 179 Orang Tewas
Japan Airlines Flight 123 (1985)
Kecelakaan Japan Airlines Flight 123 ditetapkan sebagai kecelakaan udara terburuk. Saat itu, penumpang yang jadi korban sebanyak 520 orang.
Hanya 12 menit pasca pesawat lepas landas, pesawat mengalami dekompresi eksplosif. Ini membuat hilangnya kemudi dan sistem hidrolik.
Kendali pilot tak berfungsi. Para kru memang berhasil menjaga pesawat udara bertahan selama setengah jam, tetapi akhirnya jatuh ke atas bukit.
Baca juga: Kecelakaan Pesawat Rimbun Air PK-OTW, Ditemukan Hancur di Bukit, Semua Kru Meninggal
Turkish Airlines Flight 981 (1974)
Pesawat ini jatuh di luar Paris karena cacat desain ditambah kegagalan penanganan bagasi
Akibatnya, bagian kargo belakang pesawat meledak dan terbuka di tengah penerbangan.
Hal ini menyebabkan dekompresi cepat dan putusnya kabel. Pilot pun tidak dapat mengendalikan pesawat, hingga terjun ke hutan Ermonville, dan merenggut 346 jiwa.
Baca juga: Haim Geron, Saksi Kasus Korupsi Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu, Tewas dalam Kecelakaan Pesawat
American Airlines Flight 191 (1979)
Inilah yang disebut tragedi penerbangan terburuk di AS.
Terjadi tepat setelah pesawat lepas landas, saat salah satu mesin dari sayap kiri pesawat terpisah dan membalik di bagian atas sayap.
Ini menyebabkan kerusakan dan putusnya saluran fluida hidrolik.