Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2021, 18:26 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Selama abad pertengahan di Eropa, berbagai perangkat penyiksaan kejam diciptakan untuk tujuan yang berbeda.

Salah satu perangkat yang paling brutal dan paling umum digunakan disebut Judas Cradle yang juga dikenal dengan nama alternatif Judas Chair dan Guided Cradle.

Seperti apa alat penyiksaan Judas Cradle?

Baca juga: Mengenal Scaphism, Eksekusi Mati Brutal dengan Madu dan Susu

Dilansir Medieval Chronicles, Judas Cradle adalah alat yang terdiri dari perangkat kayu berbentuk piramida.

Korban biasanya ditempatkan di atas piramida. Tangan dan kakinya diikat sehingga beratnya tidak bisa dipindahkan ke tempat lain.

Kaki sebenarnya diikat satu sama lain dengan tujuan menambah rasa sakit setiap kali ada gerakan kaki.

Ujung runcing piramida perlahan-lahan dimasukkan ke dalam anus atau alat kelamin korbanp.

Penyiksaan dapat berlanjut dari beberapa jam hingga berhari-hari.

Akan tetapi, waktunya juga bervariasi dari satu korban ke korban lainnya, tergantung pada berbagai faktor selain kemampuan mereka sendiri untuk menahan rasa sakit.

Baca juga: Penjara dan Eksekusi Mati, Hukuman bagi Warga Korut yang Suka K-Pop

Kadang-kadang beban ditambahkan ke kaki korban untuk meningkatkan rasa sakit. Ini juga mengakibatkan kematian yang cepat.

Di lain waktu, minyak dioleskan ke alat dan semakin menambah rasa sakit.

Alat itu ditemukan di Spanyol abad ke-16 ketika institusi Inkuisisi tersebar luas dan teknik penyiksaan baru dan brutal sedang dirancang.

Para penyiksa diberi sejumlah uang sebagai bayaran mereka dan tugas utama mereka adalah mengekstrak informasi yang dibutuhkan dari para korban.

Judas Cradle mulai digunakan pada abad ke-16 Spanyol setelah institusi Inkuisisi didirikan di negara tersebut.

Baca juga: Kisah Tentara AS yang Berduka Jelang Eksekusi Saddam Hussein pada 2006

Jadi, selama akhir abad pertengahan, perangkat itu paling umum digunakan. Meskipun sebagian besar digunakan untuk tujuan keagamaan, alat itu juga digunakan untuk menekan lawan politik saat itu.

Perangkat lain yang sangat mirip dengan Judas Cradle juga populer di Prusia, tetapi tujuannya untuk mendisiplinkan tentara yang bandel.

Alat khusus ini hanya dikenal sebagai "kuda" dan secara khusus dirancang untuk menyebabkan kerusakan pada alat kelamin.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Malaysia Tangkap WNI Saat Sita Kapal Kargo Bawa Solar 40.000 Liter Tanpa Izin

Malaysia Tangkap WNI Saat Sita Kapal Kargo Bawa Solar 40.000 Liter Tanpa Izin

Global
Politbiro Partai Komunis Korut Bahas Tindak Lanjut Kunjungan Kim Jong Un ke Rusia

Politbiro Partai Komunis Korut Bahas Tindak Lanjut Kunjungan Kim Jong Un ke Rusia

Global
Simpang Siur Hubungan Kanada-India Pascapembunuhan Singh Nijjar

Simpang Siur Hubungan Kanada-India Pascapembunuhan Singh Nijjar

Global
Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia Digerebek, Penduduk Nekat Kabur Turuni Lereng Curam

Perkampungan Ilegal WNI di Malaysia Digerebek, Penduduk Nekat Kabur Turuni Lereng Curam

Global
Menimbang Legasi Lee Kuan Yew

Menimbang Legasi Lee Kuan Yew

Global
Kiprah Raja Media Rupert Murdoch yang Mundur dari Fox News Corp

Kiprah Raja Media Rupert Murdoch yang Mundur dari Fox News Corp

Global
Pakistan Jadwalkan Pemilihan Umum Parlemen Januari Mendatang

Pakistan Jadwalkan Pemilihan Umum Parlemen Januari Mendatang

Global
AS Hidupkan Kembali Program Mata-mata Kapal Selam Canggih Era Perang Dingin

AS Hidupkan Kembali Program Mata-mata Kapal Selam Canggih Era Perang Dingin

Global
Biden Jabat Tangan Zelensky, Yakinkan AS Akan Terus di Pihak Ukraina

Biden Jabat Tangan Zelensky, Yakinkan AS Akan Terus di Pihak Ukraina

Global
Rangkuman Hari ke-575 Serangan Rusia ke Ukraina: Bombardir Pesawat Tak Berawak di Kilang Kremenchuk | Rusia Tembaki Kota Toretsk

Rangkuman Hari ke-575 Serangan Rusia ke Ukraina: Bombardir Pesawat Tak Berawak di Kilang Kremenchuk | Rusia Tembaki Kota Toretsk

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

[POPULER GLOBAL] Presiden El Salvador Tak Peduli Kritik Babat Geng Kriminal | Singapura Waspadai Malware M-Banking

Global
Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Listrik Kota Montana Padam 2 Hari, Ternyata Disebabkan Ulah Tupai

Global
Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Alasan Polandia Tak Akan Lagi Pasok Senjata ke Ukraina

Global
Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Sekjen PBB: Krisis Iklim Telah Membuka Pintu Neraka

Global
Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Al Quran Berbahasa Mandarin dan Rencana China Sinifikasi Islam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com