Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Eksekusi Blood Eagle: Robek Punggung, Keluarkan Tulang Rusuk

Kompas.com - 09/09/2021, 15:52 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Bayangkan. Punggung yang mulus-mulus saja, tiba-tiba saya diiris terbuka. Ini mungkin sudah termasuk kategori kejam.

Tapi bayangkan lagi. Punggung yang teriris-terbuka itu, lantas ditarik tulang rusuknya, paru-parunya, hingga ususnya, sampai membentuk "sayap".

Ini bukan fatality ala game Mortal Kombat. Tapi sesuatu yang benar-benar pernah dilakukan sebagai metode eksekusi, yang dinamakan Blood Eagle.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Eksekusi Mati Joan of Arc

Dilansir Smithsonian Mag, metode penyiksaan brutal ini dipakai orang-orang Viking di masa lampau.

Mereka disebut menyiksa musuh-musuhnya, atas nama Dewa Odin, saat berhasil menaklukkan wilayah.

Dalam cerita saga, eksekusi ini digambarkan sebagai berikut:

"Earl Einar pergi ke Halfdan dan mengukir elang darah di punggungnya. Dia menusukkan pedang dan memotong semua tulang rusuk, dari tulang punggung ke pinggang, serta menarik paru-parunya keluar."

Catatan paling awal tentang praktik mengerikan ini diperkirakan terjadi pada tahun 867.

Itu dimulai beberapa tahun sebelumnya, ketika Aella, raja Northumbria (sekarang Yorkshire Utara, Inggris), menjadi korban serangan Viking.

Baca juga: Sejarah Eksekusi Kejam Immurement: Tubuh Ditembok, Dehidrasi lalu Mati

Aella membunuh pemimpin Viking Ragnar Lothbrok, dengan cara melemparkannya ke dalam lubang sarang ular.

Sebagai pembalasan, putra-putra Lothbrok pun menyerbu Inggris pada tahun 865.

Ketika Denmark merebut York, dan putra Lothbrok yang juga merupakan Viking paling ditakuti pada zamannya, Ivar the Boneless, memastikan bahwa Aella harus terbunuh.

Dendam adalah dendam dan itu harus dibayar.

Ivar the Boneless ingin menjadikan pembunuhan Aella sebagai contoh paling brutal.

Tujuan lainnya adalah untuk menyebarkan ketakutan ke dalam hati musuh-musuhnya.

Eksekusi punggung terburai pun dilakukan. Dendam pun lunas-tuntas-terbayar.

Baca juga: Mereka yang Membela Diri Justru Berujung Eksekusi Mati...

Tak berhenti sampai di situ, model eksekusi ini terus dilakukan pada musuh.

Raja Edmund dari Inggris, Halfdan, putra Raja Haraldr dari Norwegia, Raja Maelgualai dari Munster, dan Uskup Agung Aelheah semuanya dipercaya jadi korban Ivarr.

Hukuman juga dilakukan bagi individu yang dianggap tak punya kehormatan--dan mereka, laksana elang sekarat-berdarah, langsung terbang kesakitan menuju alam baka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com